TAK TERPISAHKAN
Tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu
( Matius 5 : 24 )
Tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu
( Matius 5 : 24 )
Jika Anda pernah merasa malam berhubungan dengan 'hal-hal rohani" karena sedang mengalami masalah dengan saudara seiman, pertimbangkan sikap Anda dengan ilustrasi berikut. Satu kali, saat berjalan pulang gereja, seorang pendeta bertemu seorangt bapak yang ia tahu tadi tidak datang ke kebaktian. "Halo, Pak. Mengapa tadi tidak datang ke kebaktian?" tanya pendeta itu. Bapak itu lalu menceritakan sikap seorang majelis yang minggu lalu sungguh menjengkelkannya. "Oh, begitu, Lalu, mengapa Anda tidak pulang dan melampiaskannya dengan memukuli istri Anda saja?" sahut sang pendeta. "Loh? Pak Pendeta ini bagaimana? Istri saya kan tidak salah apa-apa.." jawab si bapak dengan keheranan. "Nah, Tuhan pun tidak salah apa apa dengan Anda, bukan?"
Jangan menendang kucing jika Anda digigit anjing. Tentu saja, ilustrasi di atas bukannya ingin mengatakan bahwa beribadah di gereja adalah yang yang terpisah, bahwa hal itu dapat dilakukan tanpa perlu menjalin hubungan yang baik dengan para jemaat dan para hamba Tuhan di gereja. Justru, kita harus ingat bahwa, saat kita melakukan sesuatu kepada sesama kita, berarti kita juga melakukan sesuatu pada Tuhan (Matius 25:40). Jika Tuhan adalah Kepala Gereja, bagaimana mungkin kita mencintai kepala tapi membenci tubuh-Nya? Dan jika satu saat kita mungkin kesal dengan beberapa oknum di gereja , apakah kekesalah itu layak untuk ditukar dengan hubungan kita dengan Tuhan?
Mulailah belajar melihat sesama dan persekutuan dengan saudara seiman kita dalam kerangka ini. Mengasihi Tuhan berarti juga mengasihi sesama. Bahkan Alkitab menyatakan, jangan kita melayani dan memberi persembahan pada Tuhan jika hati kita masih ada permasalahan dengan orang lain (Mat. 5:23-24). Demikian pula sebaliknya, jangan sampai pelayanan dan persekutuan kita yang seharusnya untuk memuliakan Tuhan, justru dilakukan hanya demi menyenangkan manusia saja (Mat. 6:5-16). Singkatnya, ibada, pelayanan, dan persekutuan kita merupakan suatu kesatuan yang semua didasari oleh kasih pada Tuhan dan sesama. Sudahkan Anda melakukannya? (Arie)
Jangan menendang kucing jika Anda digigit anjing. Tentu saja, ilustrasi di atas bukannya ingin mengatakan bahwa beribadah di gereja adalah yang yang terpisah, bahwa hal itu dapat dilakukan tanpa perlu menjalin hubungan yang baik dengan para jemaat dan para hamba Tuhan di gereja. Justru, kita harus ingat bahwa, saat kita melakukan sesuatu kepada sesama kita, berarti kita juga melakukan sesuatu pada Tuhan (Matius 25:40). Jika Tuhan adalah Kepala Gereja, bagaimana mungkin kita mencintai kepala tapi membenci tubuh-Nya? Dan jika satu saat kita mungkin kesal dengan beberapa oknum di gereja , apakah kekesalah itu layak untuk ditukar dengan hubungan kita dengan Tuhan?
Mulailah belajar melihat sesama dan persekutuan dengan saudara seiman kita dalam kerangka ini. Mengasihi Tuhan berarti juga mengasihi sesama. Bahkan Alkitab menyatakan, jangan kita melayani dan memberi persembahan pada Tuhan jika hati kita masih ada permasalahan dengan orang lain (Mat. 5:23-24). Demikian pula sebaliknya, jangan sampai pelayanan dan persekutuan kita yang seharusnya untuk memuliakan Tuhan, justru dilakukan hanya demi menyenangkan manusia saja (Mat. 6:5-16). Singkatnya, ibada, pelayanan, dan persekutuan kita merupakan suatu kesatuan yang semua didasari oleh kasih pada Tuhan dan sesama. Sudahkan Anda melakukannya? (Arie)
Jangan menendang kucing jika Anda digigit anjing
No comments:
Post a Comment