WEB SITE RESMI GKPI BUKIT SION YANG BARU

Puji Tuhan, Gereja GKPI Bukit Sion sekarang telah memiliki Web Site resmi yaitu : http://www.gkpibukitsionbatam.com. Jadi untuk berita berita terbaru (terupdate) silahkan check di halaman tersebut, Tuhan Memberkati.

GKPI BUKIT SION, BIDA AYU - M.KUNING, BATAM

Blog ini kami tujukan khususnya untuk seluruh jemaat Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) BUKIT SION Bida Ayu - Muka Kuning, Batam dan umumnya untuk seluruh saudara-saudari kami yang beragama Kristiani yang mungkin belum sempat beribadah pada Hari Minggu yang mungkin dikarenakan oleh aktifitas yang padat, sehingga melewatkan bahan renungan pada Minggu yang berjalan. Oleh karena itu, bapak dan ibu serta pemuda pemudi kami bisa membaca Summary atau ringkasan dari renungan Mingguan kita disini. Berita jemaat juga bisa dilihat di blog ini, seperti jadwal Evanggelisasi kita serta Renungan Harian yang dikutip dari berbagai sumber. Dalam bulan ini Gereja kami GKPI BUKIT SION akan melakukan pembangunan fisik gereja, oleh karena itu, kami memohon bantuan doa dari saudara-saudari yang berkunjung ke Blog kami. Semoga Blog ini bermanfaat dan dapat menjadi saluran berkat bagi kita semua, Tuhan Yesus Memberkati.

Hormat dan salam kami
JM. Hutagaol, SPd
(Sekretaris Jemaat GKPI BUKIT SION - Batam)

Tuesday, September 8, 2009

Renungan Harian, Selasa 08 September 2009

KEMATIAN

Selama kita di dalam kemah ini, kita mengeluh, karena kita rindu mengenakan tempat kediaman sorgawi di atas tempat kediaman kita yang sekarang ini
( II Korintus 5 : 2 )

Lazimnya kelahiran disambut dengan sukacita dan kematian disambut dengan kesedihan. Namun suka Tharcia di daerah Bulgaria memiliki budaya yang bertolak belakang dari hal tersebut. Mereka memiliki adat yang cukup unik, bahkan langka. Ketika seorang bayi lahir, maka seluruh keluarga akan duduk mengelilingi si bayi sambil meratapi kesusahan-kesusahan yang bakal di alami sang bayi di masa hidupnya. Sebaliknya, saat menghadiri upacara kematian, para tamu yang hadir justru bebas tertawa, melawak di hadapan orang yang meninggal, dan sangat bersukacita. Mereka percaya abhwa orang yang sedang mati sedang menuju ke negeri kebahagiaan.

Saya tidak bermaksud memutarbalikkan budaya kita dan meniru budaya unik suku Tharcia tersebut. Namun kalau kita merenungkan dan menilik lebih jauh, adat suku Tharcia tersebut ada benarnya juga. Mengapa kita harus bersedih jika orang-orang yang kita kasihi sedang pergi ke rumah Bapa di surga yang penuh dengan kebahagiaan? Mengapa kita harus lama-lama larut dalam kesedihan jika kita tahu bahwa orang-orang yang kita kasihi tersebut berada di tempat yang jauh lebih baik dibandingkan tempat di dunia ini? Untuk alasan itulah, rasul Paulus pernah menegur jemaat di Tesalonika karena mereka berlarut-larut dalam kesedihan ketika orang yang mereka kasihi meninggal dunia (I Tes 4:13).

Merupakan hal yang wajar jika kita merasa sedih dan kehilangan orang yang kita kasihi. Meski demikian kita tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan, karena kita adalah orang-orang yang memiliki pengharapan bahwa sudah tersedia tempat bagi orang yang kita kasihi di surga. Jika kita telalu lama larut dalam kesedihan, barangkali kita tidak menangisi orang yang sudah meninggal tersebut, tapi kita merasa kasihan terhadap diri sendiri dan menangisi diri kita sendiri yang ditinggalkan olehnya. Sejauh yang bisa kita pelajari di dalam Alkitab, kematian bukanlah yang mengerikan. Justru kematian adalah perpindahan dari dunia yang penuh penderitaan ini ke dalam surga yang penuh kebahagiaan. Kalau demikian, apa yang perlu kita sedihkan lagi? (Kwik).

Hidup adalah Kristus, mati adalah keuntungan.- Rasul Paulus

No comments: