WEB SITE RESMI GKPI BUKIT SION YANG BARU

Puji Tuhan, Gereja GKPI Bukit Sion sekarang telah memiliki Web Site resmi yaitu : http://www.gkpibukitsionbatam.com. Jadi untuk berita berita terbaru (terupdate) silahkan check di halaman tersebut, Tuhan Memberkati.

GKPI BUKIT SION, BIDA AYU - M.KUNING, BATAM

Blog ini kami tujukan khususnya untuk seluruh jemaat Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) BUKIT SION Bida Ayu - Muka Kuning, Batam dan umumnya untuk seluruh saudara-saudari kami yang beragama Kristiani yang mungkin belum sempat beribadah pada Hari Minggu yang mungkin dikarenakan oleh aktifitas yang padat, sehingga melewatkan bahan renungan pada Minggu yang berjalan. Oleh karena itu, bapak dan ibu serta pemuda pemudi kami bisa membaca Summary atau ringkasan dari renungan Mingguan kita disini. Berita jemaat juga bisa dilihat di blog ini, seperti jadwal Evanggelisasi kita serta Renungan Harian yang dikutip dari berbagai sumber. Dalam bulan ini Gereja kami GKPI BUKIT SION akan melakukan pembangunan fisik gereja, oleh karena itu, kami memohon bantuan doa dari saudara-saudari yang berkunjung ke Blog kami. Semoga Blog ini bermanfaat dan dapat menjadi saluran berkat bagi kita semua, Tuhan Yesus Memberkati.

Hormat dan salam kami
JM. Hutagaol, SPd
(Sekretaris Jemaat GKPI BUKIT SION - Batam)

Wednesday, September 23, 2009

Renungan Harian, Rabu 23 September 2009

IMAN BARTIMEUS

Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya
( Markus 10 : 52 )

Di masa Perjanjian Baru, menjadi Bartimeus adalah posisi yagn sangat tidak menguntungkan. Buta, sebatang kara, dan hidup hanya sebagai pengemis. Bartimeus bahkan dianggap tidak berhak bersuara. Tapi, justru di tengah kekurangan itu, ada satu hal yang membuat nama Bartimeus tercatat di Alkitab, imannya. Apa saja yang membuat iman Bartimeus istimewa? Inilah beberapa di antaranya:

1. YESUS ANAK DAUD
Itulah yang dikatakan Bartimeus untuk memanggil Yesus. Sebagaimana diketahui, Daud adalah raja terbesar Israel sepanjang masa. Sebutan anak Daud sendiri mengacu pada Mesias, sang Pembebas yang akan membawa bangsa Israel kembali ke kejayaan nenek moyangnya. Meski belum pernah bertemu, tapi Bartimeus percaya bahwa Yesus yang sedang lewat di hadapannya adalah Dia yang diuprai itu. Inilah yang membuatnya tidak memanggil Yesus dengan sebutan guru atau rabi, karena baginya Ia adalah Sang Pembebas. Di zaman ketika kuasa Tuhan dinyatakan ini, masih banyak orang yang walau selalu berdoa dan berseru pada Tuhan tapi sebenarnya tidak yakin dengan Dia. Bahkan, ada juga yang selain doa di dalam nama Yesus tapi masih tetap berharap pada ilah-ilah lain. Tuhan hanya dianggap sebagai salah satu jalan, bukan satu-satunya jalan dan jawaban.

2. PERCAYA MESKI TIDAK MELIHAT
Si buta Bartimeus percaya meski tidak pernah melihat Yesus. Iman bukan percaya setelah melihat bukti tentang kuasa Yesus. Sebaliknya, iman adalah percaya pada Dia saja. Iman tidak ditentukan oleh siapa yang mendoakan kita, karena kuasa hanya datang dari pada-Nya. Iman sejati tjuga tidak menunggu situasi. Tidak perlu menunggu ada KKR untuk memohon doa kesembuhan. Tapi, sadari bahwa Tuhan dapat menjamah dengan kuasa-Nya kapan saja Ia berkenan. Iman Bartimeus bahkan teruji saat ia tetap tegar menghadapi orang-orang yang menyuruhnya diam. Apakah anda masih tetap punya pengharapan saat semua seakan menentang? Belajarlah dari iman Bartimeus ini! (Arie)

Iman muncul dari pengenalan dan pengertian yang benar akan Tuhan

Dikutip dari : Renungan Harian Spirit Edisi September 2009

Tuesday, September 22, 2009

Renungan Harian, Selasa 22 September 2009

MENGATASI KRISIS 2

Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab id diberkati TUHAN
( Kejadian 26 : 12 )

3. MENABUR DI MASA KRISIS

Bagaimana Ishak mendapat hasil tuaian hingga seratus kali lipat? Tentu karena Ishak menabur lebih dulu sehingga akhirnya dia menuai. Demikian juga di masa krisis ini, jangan pernah berhenti untuk menabur. Sayangnya, banyak orang jadi takut memberi dan jadi pelit sebagai cara menyiasati masa krisis ini. Menurut saya, itu keputusan yang sangat keliru. Kita sangat sulit untuk diberkati jika kita jadi pelit. Seperti yang kita tahu bahwa di dunia ini berlaku hukum tabur tuai, itu sebabnya tidak ada orang yang menjadi miskin hanya gara-gara memberi. Tetaplah menabur karena suatu kali kelak kita pasti menuai.

4. TETAP ULET

Ishak salah satu contoh pebisnis yang ulet ketika menghadapi masalah yang bertubi-tubi. Itu yang membuatnya menjadi pebisnis yang sukses. Ketika sumur yang dia gali direbut oleh orang Filistin yang iri kepadanya, Ishak tidak putus asa sebaliknya ia menggali sumur yang lain. Ketika sumur yang berikutnya ini mengeluarkan air, datanglah para gembala Gerar untuk merebutnya. Kejadian ini bahkan terus terulang hingga untuk kesekian kalinya. Baru ketika ia menggali sumur Rehobot, tidak ada lagi pertengkaran dengan gembala lain. Coba pikirkan, bagaimana seandainya Ishak sudah menyerah ketika sumurnya yang pertama direbut? Bagaimana seandainya dia menyerah di sumur yang kedua? Bagaimana seandainya dia menyerah di sumur yang ketiga? Ulet! Itulah alasan mengapa Ishak sukses dan diberkati Tuhan! Di masa krisis ini jadilah orang-orang yang ulet.

5. MILIKI SENSE OF CRISIS

Kita harus sadar dengan realita hidup yang sedang kita jalani saat ini yaitu bahwa sedang terjadi krisis global yang belum juga pulih. Sikapilah hal itu dengan bijak. Kendalikan keinginan konsumtif kita, dan pikirkan bagaimana kita berupaya di masa krisis ini. (Kwik)

Tidak ada orang yang jadi miskin hanya gara-gara memberi. Jadi tetap menaburlah di masa krisis

Dikutip dari : Renungan Harian Spirit Edisi September 2009

Monday, September 21, 2009

Renungan Harian, Senin 21 September 2009

MENGATASI KRISIS

Lalu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman; "Janganlah pergi ke Mesir, diamlah di negeri yang akan Kukatakan kepadamu"
( Kejadian 26:2 )

Bagaimana Ishak mampu melewati masa krisis? Apa yang Ishak lakukan hingga ia mampu meraih kesuksesan besar di masa krisis sehingga Alkitab mencatat bahwa Ishak menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya? paling tidak, ada beberapa hal yagn dapat kita pelajari dari Ishak bagaimana ia mengubah krisis menjadi kelimpahan.

1. Tidak Pergi ke Mesir
Tuhan berfirman kepada Ishak agar ia jangan pergi ke Mesir. Mengapa Tuhan berfirman demikian? Tentu saja karena Ishak sudah berniat pergi ke Mesir sebagai cara untuk mengatasi masa kelaparan yang sedang terjadi. Memang pada saat itu Mesir memiliki peradabaan dan kebudayaan yang sangat maju hingga boleh dikatakan bahwa Mesir adalah metropolis dunia pada saat itu. Dalam konteks teologia, Mesir adalah gambaran dunia, ikatan dosa, dan hawa nafsu kedagingan. Itu sebabnya jika kita sedang menghadapi krisis, jangan pernah kita lari ke Mesir (dunia) karena sesungguhnya Mesir tidak bisa menjadi jawaban bagi kita. Bandingkan dengan yesaya 31:1 "Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN"

2.Hidup dalam ketaatan
Apa respons Ishak ketika Tuhan melarangnya untuk pergi ke Mesir? Dia tetap tinggal di Gerar, dengan kata lain Ishak taat kepada Firman Tuhan. Apa jadinya jika Ishak tidak taat dan tetap nekat pergi ke Mesir? Barangkali ceritanya bakal berbeda. Ketaatan selalu mendatangkan berkat dan kebaikan. Itu sebabnya di masa krisis seperti ini, hendaklah kita memiliki ketaatan kepada Firman Tuhan. Lakukanlah apa kehendak Tuhan di dalam hidup kita dan jangan pernah menyimpang ke kanan ke kiri, maka perjalanan hidup kita akan beruntung di masa krisis ini. (Kwik)

Ketaatan menghasilkan berkat
Dikutip dari : Renungan Harian Spirit Edisi September 2009

Thursday, September 17, 2009

Renungan Harian, Kamis 17 September 2009

MENJADI LEBIH BAIK

Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yagn sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin
( Yakobus 1 : 23 )

Kakak saya membayar jasa seorang guru les untuk anaknya. Guru les yang pertama orangnya sangat sabar, masih muda dan sangat telaten membimbing keponakan saya. Namun seringkali ia terlalu sabar mengajar sehingga ketika si anak sedang rewel atau malas belajar, ia akan menurut saja menghentikan kegiatan belajar. Lalu ia akan menemani keponakan saya bermain atau mewarnai gambar. Hasilnya? Keponakan saya tidak menunjukkan kemajuan yang berarti dengan pola belajar seperti itu. Dia memang jadi senang, tapi tidak menjadi lebih baik. Akhirnya diputuskan untuk mengganti dengan guru les baru. Kali ini orangnya lebih tegas dalam membimbing anak. Ia tidak selalu mengikuti kemauan si anak, namun mengarahkannya untuk berkonsentrasi pada pelajaran. Hasilnya jelas berbeda. Keponakan saya menunjukkan kemajuan pesat dalam pelajarannya.

Banyak orang Kristen hanya menyukai khotbah-khotbah yang menurutnya menarik. Khotbah tentang janji berkat Tuhan, tentang mujizat, tentang karunia roh, dsb. Sayangnya, khotbah tentang dosa justru kurang diminati. Kita ingin mendengar yang enak untuk didengar. Seperti seorang anak kecil yang tidak serius dalam belajar, kita hanya ingin main-main. Kita cukup puas menjadi orang Kristen dan tidak terlalu suka bila dosa kita diutak-atik. Apalagi kalau hal intu sudah menyangkut urusan hobi dan pekerjaan kita. Kita akan mencari berbagai dalih untuk membenarkan diri. Akibatnya, kita tidak menjadi orang yang lebih baik dari hari ke hari.

Untuk menjadi lebih baik, kita harus mau dibentuk. Untuk dibentuk, tentu saja kita harus rela mengalami rasa sakit. Dikoreksi memang rasanya tidak enak. Ditegur memang membuat telinga panas. Dinasihati memang membuat kita jengah. Tapi tidak ada cara lain untuk embuat kita menjadi lebih baik, selain membenahi apa yang rusak dalam diri kita. Selama kita hanya ingin mendengar apa yang enak ditelinga kita saja, selamanya kita tidak akan pernah menjadi lebih baik - bisa jadi malahan lebih buruk! Jadi, saya menantang Anda hari ini, akankah kita berani menjadi lebih baik? (TMS)

Untuk menjadi lebih baik, rasanya memang tidak nyaman

Dikutip dari : Renungan Harian Spirit Edisi September 2009

Wednesday, September 16, 2009

Renungan Harian, Rabu 16 September 2009

DIKENAL DARI PERBUATAN

"Tunjukkanlah kepadaku imamu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku."
( Yakobus 2 : 18 )

Barangkali Anda asing mendengar nama Paul David Hewson. Namun bila menyebut nama Bono, maka kita akan langsung mengenali vokalis band U2 yang selalu tampil berkacamata itu. Bono dikenal bukan hanya sebagai seorang artis atau penyanyi tenar saja. ia juga dianggap sebagai aktivis kemanusiaan yang memperjuangkan kesehteraan Afrika. Ia berbicara di depan para pemimpin dunia dengan pidatonya yang dipenuhi kutipan ayat Alkitab. Menjadi pendiri DATA, EDUN, ONE Campaign, dan Product Red, organisasi-organisasi sosial tingkat dunia untuk menolong Afrika, ia juga aktif mengadakan konser amal di berbagai tempat. Seorang philanthropist yang mendapatkan penghargaan dari kerajaan Inggris oleh ratu Elizabeth II, mendapatkan gelar Person of the Year oleh majalah Time, dan masih banyak lagi. Ia adalah satu-satunya orang yang masuk nominasi Academy Award, Golden Globe, Grammy sekaligus juga Nobel Perdamaian.

Orang tidak dihargai berdasarkan jabatannya, kekayaannya, kemampuannya atau pun popularitasnya. Ada yang jauh lebih penting daripada itu semua, yakni perbuatan kita. Kita tidak perlu bangga menjadi orang Kristen, atau menjadi pelayan tuhan yang aktif apabila kita tidak melakukan hal-hal yang berarti bagi sesama. Tuhan Yesus pun menginginkan kita menjadi terang dan garam yang memberi arti bagi dunia. Ironisnya, ada banyak orang Kristen cukup puas menjadi Kristen saja atau menjadi baik semata. Mereka berpikir asalkan rajin ke gereja, setia berdoa dan membaca Firman Tuhan setiap hari, itu cukup. Padahal kita tidak dipanggil untuk menjadi ekslusif. Kita dipanggil untuk menjangkau orang lain melalui perbuatan kita.

Apa yang telah dilakukan oleh bono, seharusnya menjadi inspirasi bagi para artis lainnya, apalagi bagi kita sebagai orang Kristen. Sudahkah perbuatan kita berbicara dan memberi dampak yang berarti bagi orang lain? Apakah iman kita adalah iman yang terwujud melalui tindakan kita setiap hari? Anda dan saya bisa mulai mengawalinya dari hal-hal kecil yang kita temui hari ini. (TMS)

Untuk apa kita menjadi Kristen bila hal itu tidak memberi arti bagi sesama?

Dikutip dari : Renungan Harian Spirit Edisi September 2009

Tuesday, September 15, 2009

Renungan Harian Selasa, 15 September 2009

PENGHARAPAN

Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu!
( 2 Tawarikh 15 : 7 )

Children of Heaven, film Iran peraih Academy Award untuk kategori Film Berbahasa Asing terbaik di tahun 1998, menceritakan kisah perjuangan kakak beradik yang kehilangan sepasang sepatu. Yang menarik dari film yang sangat menyentuh ini ialah kegigihan Ali, bocah laki-laki yang berusaha memenangkan perlombaan lari demi mendapatkan hadiah berupa sepasang sepatu kets untuk adiknya. Karena sangat membutuhkan dan menginginkan sepatu itu, ia berusaha untuk lari sekencang dan sekuat-kuatnya mencapai garis finish. Ia berlari dengan motivasi yang berbeda dari anak-anak lainnya. Sampai akhirnya ia bisa menjadi juara pertama dalam perlombaan itu.

Bagi Ali, sepatu adalah sebuah pengharapan yang ia idamkan. Pengharapan itulah yang membuatnya bisa menang. Bagaimana bila Warren Buffet menawarkan kepada Anda hadiah sebesar 1 Trilyun rupiah jika Anda bisa mendaki mencapai puncak Semeru? Sementara pada saat itu Anda tengah pusing memikirkan cara membayar utang senilai ratusan juta rupiah? Tentu saja Anda akan mengikuti lomba itu dengan penuh semangat. Anda akan mempersiapkan diri baik-baik, menyusun strategi berjuang sampai titik darah penghabisan demi mendapatkan hadiah itu.

Betap besarnya kekuatan pengharapan. Apabila kita hidup dalam pengharapan, maka kita akan mberupaya hidup dengan maksimal. kita akan melakukan usaha terbaik karena kita yakin ada upah yang tersedia atas jerih payah kita. nah persoalannya, kalau kita bisa percaya bahwa seorang Warren Buffet bisa memberikan 1 trilyun rupiah, apalagi seharusnya Bapa kita di Sorga. Bukankah justru sering kali kita malahan meragukan kebaikan dan kerelaan Tuhan untuk memberikan yang terbaik bagi kita? Kita bahkan merasa tidak yakin bahwa kesetiaan, kejujuran, kerja keras, ketekunan dan ketulusan kita diperhitungkan oleh Tuhan. Jika demikian yang terjadi tak heran kita kurang maksimal dalam melakukan kehendak-Nya. Semoga renungan ini menyentil hati kita untuk percaya dalam pengharapan kita kepada-Nya. (TMS)

Pengharapan kepada Tuhan tidak akan pernah mengecewakan

Monday, September 14, 2009

Renungan Harian, Senin 14 September 2009

TAK TERPISAHKAN

Tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu
( Matius 5 : 24 )

Jika Anda pernah merasa malam berhubungan dengan 'hal-hal rohani" karena sedang mengalami masalah dengan saudara seiman, pertimbangkan sikap Anda dengan ilustrasi berikut. Satu kali, saat berjalan pulang gereja, seorang pendeta bertemu seorangt bapak yang ia tahu tadi tidak datang ke kebaktian. "Halo, Pak. Mengapa tadi tidak datang ke kebaktian?" tanya pendeta itu. Bapak itu lalu menceritakan sikap seorang majelis yang minggu lalu sungguh menjengkelkannya. "Oh, begitu, Lalu, mengapa Anda tidak pulang dan melampiaskannya dengan memukuli istri Anda saja?" sahut sang pendeta. "Loh? Pak Pendeta ini bagaimana? Istri saya kan tidak salah apa-apa.." jawab si bapak dengan keheranan. "Nah, Tuhan pun tidak salah apa apa dengan Anda, bukan?"

Jangan menendang kucing jika Anda digigit anjing. Tentu saja, ilustrasi di atas bukannya ingin mengatakan bahwa beribadah di gereja adalah yang yang terpisah, bahwa hal itu dapat dilakukan tanpa perlu menjalin hubungan yang baik dengan para jemaat dan para hamba Tuhan di gereja. Justru, kita harus ingat bahwa, saat kita melakukan sesuatu kepada sesama kita, berarti kita juga melakukan sesuatu pada Tuhan (Matius 25:40). Jika Tuhan adalah Kepala Gereja, bagaimana mungkin kita mencintai kepala tapi membenci tubuh-Nya? Dan jika satu saat kita mungkin kesal dengan beberapa oknum di gereja , apakah kekesalah itu layak untuk ditukar dengan hubungan kita dengan Tuhan?

Mulailah belajar melihat sesama dan persekutuan dengan saudara seiman kita dalam kerangka ini. Mengasihi Tuhan berarti juga mengasihi sesama. Bahkan Alkitab menyatakan, jangan kita melayani dan memberi persembahan pada Tuhan jika hati kita masih ada permasalahan dengan orang lain (Mat. 5:23-24). Demikian pula sebaliknya, jangan sampai pelayanan dan persekutuan kita yang seharusnya untuk memuliakan Tuhan, justru dilakukan hanya demi menyenangkan manusia saja (Mat. 6:5-16). Singkatnya, ibada, pelayanan, dan persekutuan kita merupakan suatu kesatuan yang semua didasari oleh kasih pada Tuhan dan sesama. Sudahkan Anda melakukannya? (Arie)

Jangan menendang kucing jika Anda digigit anjing

Thursday, September 10, 2009

Renungan Harian, Kamis 10 September 2009

HINA JADI MULIA

Tinggalkanlah anak-anak yatimmu, aku akan menghidupi mereka; biarlah janda-jandamu menaruh kepercayaan padaku!
( Yeremia 49 : 11 )

Tanpa diundang, kematian dapat menghampiri hidup seseorang. Kapan saja, di mana saja dalam kondisi apa saja, seseorang dapat dipanggil pulang oleh sang Khalik. Hal inilah yang dialami oleh Betsy Holton ketika suami yang dikasihinya menghadap Tuhan. Betsy Holton adalah seorang yang sangat mencintai Tuhan dan juga suaminya. namun apa mau dikata, kematian tetap memisahkan mereka. Dari pernikahan mereka, Tuhan menghadirkan sembilan orang anak. Keluarga ini adalah sebuah keluarga yang miskin secara materi, tidak punya sesuatu yagn dapat diandalkan. Harta benda tidak punya, sehingga ketika sang suami meninggal dunia tidak ada bekal yang ia tinggalkan. Ia hanya meninggalkan sembilan orang anak dan sebuah Alkitab.

Dalam suasana miskin seperti itu, suatu hari para tetangga menyarankan agar Betsy menitipkan anaknya kepada yang membutuhkan. Tujuannya untuk meringankan beban ekonomi keluarga. Di satu sisi ini merupakan saran yang dapat meringankan. Namun, di sisi lain ia sangat tersiksa dan naluri keibuannya menolak hal ini. Ia sangat sedih jika anak-anaknya harus dititipkan untuk diperlihara orang lain. Namun, di sisi lain ia tak punya daya, tak punya modal untuk memelihara anak-anak tersebut.

Dalam kekalutan hidup, suatu saat ia membaca firman Tuhan dalam Yeremia 49:11. Firman Tuhan itu berbunyi: "Tinggalkanlah anak-anak yatimmu, aku akan menghidupi mereka; biarlah janda-jandamu menaruh kepercayaan padaku!" Lalu apa yang terjadi kemudian? Benar kata firman Tuhan tersebut. Firman itu digenapi dalam perjalanan hidup Betsy. Salah satu dari sembilan anaknya menjadi orang yang dipakai Tuhan untuk menggemparkan Eropa dan Amerika. Ia adalah Dwight L. Moody, seorang hamba Tuhan yang dipakai dahsyat. Kuasa kegelapan digemparkan dan jiwa-jiwa yang tersesat direbutnya untuk dibawa ke Kerajaan Allah. Siapa nyana bahwa salah seorang anak dari perempuan miskin ini menjadi hamba Tuhan yang diurapi? Di tangan Allah, yang hina menjadi mulia, yang terabaikan menjadi terperhatikan. Maka, bersandarlah pada Tuhan dan Firman-Nya (Ama Calista)

Dalam Tuhan tidak ada jalan buntu

Dikutip dari : Renungan Harian Spirit Edisi September 2009

Wednesday, September 9, 2009

Renungan Harian, Rabu 09 September 2009

KESALAHAN PERTAMA

Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana
( Amsal 24 : 16 )

"Masa terseubur untuk pesimisme adalah usia 21 tahun dan sekitarnya. Yaitu ketika orang langsung menganggap percobaan pertama sebagai cara mewujudkan impian." Demikian kata Heywood Broun. Kebanyakan orang menganggap orang dapat menjadi pesimis karena mereka sudah berkali-kali gagal dalam hidupnya. Padahal, justru banyak orang menjadi pesimis karena mereka keliru menganggap satu kegagalan sebagai alamat kegagalan-kegagalan selnajutnya.

Ketika pianis Polandia, Ignace Paderewsky belajar main piano, gurunya berkata bahwa tangannya terlalu kecil untuk menguasai tuts pianonya. Ketika Enrico Caruso, penyanyi tenor terkenal Italia mulai belajar menyanyi. Gurunya berkata suaranya seperti angin ribut. Kertika PM terkenal Inggeris, Benjamin Disraeli sewaktu muda pertama kali bicara di depan Parlemen, para anggota majelis menyuruhnya diam. Bahkan mereka tertawa saat Disraeli berkata, "meski saat ini saya harus kembali duduk, tapi satu kali akan tiba waktunya Anda mengdengarkan saya." Henry Ford juga lupa membuat perseneling mundur untuk mobil pertamanya. Bahkan si jenius Albert Einstein pun gagal dalam ujian masuk universitas pertamanya.

Sangat jarang ada orang yang langsung sukses dalam usaha pertama. Kesalahan pertama itu wajar. Bahkan, beberapa harus jatuh bangun berkali-kali dalam perjuangannya. Yang penting adlah jangan terus jatuh ke dalam kesalahan yang sama dan jangan sampai kegagalan itu membuat kita makin mundur. Pada dasarnya, prinsip ini berlaku dalam hampir semua hal. Apkah dalam kehidupan rohani, pekerjaan, studi, pelayanan, hingga dalam hal hubungan. Karena itu, bagi anak muda, semoga Anda menyadari bahwa keberhasilan pada dasarnya justru didapat saat Anda makin banyak belajar dari kegagalan. Bagi orang tua, jangan pernah menganggap kegagalan anak Anda sebagai vonis kegagalan selanjutnya. Dan bagi Anda yang masih trauma dengan kegagalan masa lalu, tidak ada kata selain: bangkitlah! Selama Tuhan masih memberi waktu pada kita. (Arie)

Selama waktu masih ada, kita masih bisa terus berusaha

Tuesday, September 8, 2009

Renungan Harian, Selasa 08 September 2009

KEMATIAN

Selama kita di dalam kemah ini, kita mengeluh, karena kita rindu mengenakan tempat kediaman sorgawi di atas tempat kediaman kita yang sekarang ini
( II Korintus 5 : 2 )

Lazimnya kelahiran disambut dengan sukacita dan kematian disambut dengan kesedihan. Namun suka Tharcia di daerah Bulgaria memiliki budaya yang bertolak belakang dari hal tersebut. Mereka memiliki adat yang cukup unik, bahkan langka. Ketika seorang bayi lahir, maka seluruh keluarga akan duduk mengelilingi si bayi sambil meratapi kesusahan-kesusahan yang bakal di alami sang bayi di masa hidupnya. Sebaliknya, saat menghadiri upacara kematian, para tamu yang hadir justru bebas tertawa, melawak di hadapan orang yang meninggal, dan sangat bersukacita. Mereka percaya abhwa orang yang sedang mati sedang menuju ke negeri kebahagiaan.

Saya tidak bermaksud memutarbalikkan budaya kita dan meniru budaya unik suku Tharcia tersebut. Namun kalau kita merenungkan dan menilik lebih jauh, adat suku Tharcia tersebut ada benarnya juga. Mengapa kita harus bersedih jika orang-orang yang kita kasihi sedang pergi ke rumah Bapa di surga yang penuh dengan kebahagiaan? Mengapa kita harus lama-lama larut dalam kesedihan jika kita tahu bahwa orang-orang yang kita kasihi tersebut berada di tempat yang jauh lebih baik dibandingkan tempat di dunia ini? Untuk alasan itulah, rasul Paulus pernah menegur jemaat di Tesalonika karena mereka berlarut-larut dalam kesedihan ketika orang yang mereka kasihi meninggal dunia (I Tes 4:13).

Merupakan hal yang wajar jika kita merasa sedih dan kehilangan orang yang kita kasihi. Meski demikian kita tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan, karena kita adalah orang-orang yang memiliki pengharapan bahwa sudah tersedia tempat bagi orang yang kita kasihi di surga. Jika kita telalu lama larut dalam kesedihan, barangkali kita tidak menangisi orang yang sudah meninggal tersebut, tapi kita merasa kasihan terhadap diri sendiri dan menangisi diri kita sendiri yang ditinggalkan olehnya. Sejauh yang bisa kita pelajari di dalam Alkitab, kematian bukanlah yang mengerikan. Justru kematian adalah perpindahan dari dunia yang penuh penderitaan ini ke dalam surga yang penuh kebahagiaan. Kalau demikian, apa yang perlu kita sedihkan lagi? (Kwik).

Hidup adalah Kristus, mati adalah keuntungan.- Rasul Paulus

Monday, September 7, 2009

Renungan Harian Senin, 07 September 2009

PIKIRAN YANG TENANG

Hati yang gembira adalah obat yang manur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.
( Amsal 17 : 22 )

Seorang dokter Belanda yang bernama Boerhaave telah menghasilkan buku-buku yang sangat bermanfaat bagi dunia medis, termasuk salah satu di antaranya adalah Elementa Chemiae. Pada saat Boerhaave meninggal pada tahun 1738, ia meninggalkan seubah buku yang disegel, yang berjudul The Onliest and The Deepest Secrets of The Medical Art (Rahasia Seni Pengobatan Paling Rahasia). Buku tersebut dilelang dan laku 20.000 dollar. Si pemenang lelang berharap mendapatkan rahasia-rahasia hebat di dalam buku tersebut. Ketika segel buku tersebut dibuka, ia menemukan bahwa 99 dari 100 halaman buku tersebut adalah kosong. Satu-satunya halaman yang ada isinya tersebut cuma terdapat tulisan pendek: Jagalah diri untuk tetap tenang, agalah kaki agar tetap hangat, dan kamu akan membuat dokter terbaik sekalipun menjadi miskin.

Menurut saya, itulah buku paling unik dan berisi tulisan paling pendek sedunia. Barangkali maksud dokter Boerhaave dengan membuat buku unik tersebut adalah hendak menekankan bahwa tidak ada yang lebih penting daripada pikiran yang tenang untuk menjaga kesehatan. Kenyataannya, hampir 75% penyakit yang diderita manusia bukan karena kuman, bakteri, maupun virus, tapi karena pikiran. Itu sebabnya jika kita bisa menjaga pikiran kita tetap tenang, hati kita tetap damai sejahtera, dan jiwa kita merasa tenteram maka kita akan sehat senantiasa.

Seperti yang kita ketahui bahwa kondisi pikiran dan emosi kita akan sangat mempengaruhi sistem kekebalan di dalam tubuh kita. Jika pikiran kita kacau, depresi, dan stres yang berkelanjutan, maka hal itu pasti berdampak buruk pada kesehatan kita. Itu sebabnya
firman Tuhan mengajak kepada kita untuk menguasai pikiran dan menjadi tenang (1 Pet. 4:7), menjaga hati tetap damai sejahtera (Yes. 26:12), dan selalu bersukacita karena itulah obat bagi kita (Ams 17:22). Ingin memiliki kesehatan lebih baik? Kuncinya adalah dengan menjaga pikiran, emosi, dan hati kita. Sederhana bukan? (Kwik)

Jagalah diri untuk tetap tenang ..., dan kamu akan membuat dokter terbaik sekalipun jadi miskin, dr. Boerhaave

Sunday, September 6, 2009

Renungan Harian Minggu, 06 September 2009

MENGHAKIMI

Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkan ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri
( Roma 14 : 4 )

Suatu pagi, di sebuah barak tentara, seorang kolonel datang untuk mengadakan sidak (inspeksi mendadak) di barak itu. Begitu tanda dibunyikan, para prajurit segera bersiap dan berdiri di samping tempat tidurnya, sementara sang kolonel berjalan berkeliling sambil mengamati mereka satu persatu. Semua tampaknya lancar dan baik. Tapi, mendadak kolonel itu berhenti di depan seorang prajurit baru. Memandangnya sebentar, kolonel itu segera memerintah, “Betulkan kancingnya, Prajurit!” hardiknya. Si prajurit dengan ragu menjawab, “Siap,. Sekarang Pak?” Sang colonel menghardik makin keras, “tentu sekarang, Prajurit!” Maka, prajurit itupun dengan agak gemetar menjulurkan tangannya dan membetulkan kancing baju sang colonel yang terbuka.

Menghakimi adalah kecenderungan yang dimiliki setiap orang. Alkitab mencatat banyak nasihat tentang menghakimi. Anekdot di atas kiranya adalah gambaran tentang mengapa orang harus berhati-hati dalam hal ini. Masalah pertama, yaitu yang paling sering terjadi dalam menghakimi adalah kita buru-buru menyalahkan atau menilai keburukan seseorang tanpa lebih dulu melihat apakah diri kita tidak melakukan kesalahan yang sama. Ya, sama seperti colonel dan prajurit dalam kisah di atas.

Masalah kedua adalah kita menghakimi tanpa berpegang pada standar kebenaran Alkitab. Ya, sebagai orang Kristen, kita memang punya kewajiban untuk menegur saudara seiman yang mungkin berbuat dosa (Mat. 18:15). Tapi, kita harus tetap melakukannya dengan standar yang benar, yaitu kebenaran firman Tuhan dan kasih Kristus. Sedangkan masalah ketiga dari menghakimi adalah, kita sering terpaku pada kesalahan orang lain saja. Padahal, Alkitab mengatakan bahwa yang lebih penting lagi adalah kita harus saling membangun (Rm. 14:19). Jadi, boleh saja kita memperingatkan sesame kita. Tapi, berhati-hatilah jika Anda mulai menghakimi. Karena peringatan Alkitab sangat jelas, lebih baik jika kita jangan menghakimi, karena itu berarti kita harus siap dihakimi juga. (Arie)

Jangan menghakimi jika tidak siap dihakimi

Saturday, September 5, 2009

Renungan Harian Sabtu, 05 September 2009

Dr. Jekyll & Mr. Hyde

Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku
( Roma 7 : 20 )

Anda mungkin tahu kisah tentang Dr. Jekyll dan Mr. Hyde karangan Robert Louis Stevenson. Dalam kisah itu, diceritakan seorang professor, Dr. Henry Jekyll yang berjuang mengatasi dorongan saling bertentangan dalam hidupnya. Yang satu ingin menjadi orang terhormat di masyarakat, sedang yang lain ingin hidup dalam kekejaman dan nafsu kejahatan. Karena tidak ingin nama baiknya rusak, Dr. Jekyll menciptakan ramuan yang membuatnya bisa berubah menjadi Mr. Hyde yang kejam, kasar dan jahat. Dengan menjadi Mr. Hyde, ia bisa melakukan dan melampiaskan nafsunya untuk melakukan kekejaman dan dosa, tanpa orang lain tahu bahwa ia sebenarnya Dr. Jekyll yang tersohor itu. Tapi, masalah muncul saat lama kelamaan, Dr. Jekyll tidak bisa lagi mengontrol pribadinya yang jahat. Ia bisa tiba-tiba berubah menjadi Mr. Hyde meski tidak minum ramuan itu. Pada akhirnya, justry Mr. Hydelah yang mengontrol Dr. Jekyll, bukan sebaliknya.

Sebagian orang berpikir dia bisa memelihara dan mengendalikan dosa. Untuk mengendalikannya, sering muncul sikap pura-pura. Seperti Dr. Jekyll yang tidak mau melepaskan nama baik maupun tabiat jahatnya, kita mungkin beralasan bahwa tabiat buruk yang kita miliki tidak berbahaya bagi iman dan kehidupan kita. Tapi, Paulus dalam bacaan hari ini mengatakan itu mustahil. Bahkan pengetahuan akan yang baik justru bisa membuat kita berbuat jahat. Bukan karena pengetahuannnya yang membuat kita jahat, tapi karena makin kita tahu, makin kita tidak bisa melawan dorongan untuk melanggarnya. Apalagi jika kita sengaja tetap memeliharanya. Daging itu lemah (mrk. 14:38), dan manusia memang pada dasarnya sangat rentan terhadap dosa.

Lalu bagimana solusinya? Hyanya satu cara. Jangan pernah merasa bahwa Anda bisa mengontrol tabiat dosa Anda. Tapi, Tuhan telah mengutus roh Kudus untuk membantu kita. Inilah satu-satunya kekuatan yang bisa kita andalkan untuk melawan tabiat dosa kita. Miliki pengertian tentang nasihat dan firman-Nya, dari situlah Roh Kudus akan menolong kita menang atas kebiasaan dosa. (Arie)

Hanya pertolongan Roh Kudus yang dapat membebaskan kita dari tabiat dosa

Friday, September 4, 2009

Renungan Harian Jumat, 04 September 2009

PELAN TAPI PASTI

Dosa beberapa orang menyolok, seakan-akan mendahului mereka ke pengadilan, tetapi dosa beberapa orang lagi baru menjadi nyata kemudian
( 1 Timotius 5 : 24 )

Seorang pria sedang berjalan-jalan di pedalaman. Dia melihat seekor burung besar, mungkin sejenis elang yang terbang di udara. Saat itu, pria tersebut melihat bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Elang itu makin lama makin kehilangan kemampuan terbangnya, dan segera menukik dan terjatuh di dekat pria itu, mati. Apa yang terjadi? Tidak ada manusia yang melukainya. Tidak ada orang yang menembaknya. Dia memeriksa burung itu, dan apa yang ditemukannya? Burung itu telah membawa dalam cakarnya seekor musang kecil yang tampak merapatkan diri ke tubuhnya ketika terbang. Binatang kecil itu segera mengambil kesempatan dan berhasil membuka dada burung Elang dan meminum darahnya.

Itulah gambaran kebiasaan dosa yang melekat pada seseorang, yang akhirnya secara tidak sadar dan tidak menyakitkan, menyebabkan kematian rohaninya. Dalam hidup ini, bukankah tanpa sadar kita pun sering berlaku seperti elang dalam kisat di atas? Kita melakukan sesuatu yang dapat menjerumuskan dan mematikan hidup kita. Bagi perokok berat, bukankah perbuatan Anda cepat atau lambat akan mematikan diri sendiri? Bagi yang suka menonton TV sampai berjam-jam, bukankah tindakan tersebut lambat laun akan menjerumuskan anda pada kemalasan? Bagi kita yang masih suka bertanya kepada paranormal, bukankah apa yang kita lakukan itu, pelan tapi pasti akan menghancurkan diri sendiri, menjauhkan hubungan kita dengan Yesus, bahkan mendatangkan murka Allah? Bagi yang senang menyimpan “sampah” hati, yaitu iri, kemarahan, sakit hati, dan sebaginya, bukankah hal itu lama-kelamaan akan menyakiti dan menguras energi diri sendiri?

Hari ini, marilah kita belajar untuk mendekatkan diri pada Kristus. Karena semakin kita dekat pada-Nya, maka semakin pekalah kita. Dan hal itu akan membuat kita lebih mudah untuk mendeteksi karakter dan kebiasaan buruk yang kita miliki. Sadarlah sebelum kita kehabisan “darah” dan mati sia-sia (Imelda)

Aturan pertama tentang lubang; saat anda berada di dalamnya, berhentilah menggali

Thursday, September 3, 2009

Renungan Harian Kamis, 03 September 2009

MATA

Mata adalah pelita tubuh, Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu
Matius 6 : 22


Hati hati dengan mata kita. Seperti kata Yesus, jika mata kita baik maka teranglah seluruh hidup kita. Sebaliknya jika mata kita jahat gelaplah seluruh hidup kita. Ada yang istimewa dengan mata, sehingga Yesus memberikan peringatan penting untuk indera kita yang satu ini. Kalau boleh saya umpamakan, mata adalah pintu gerbang masuknya hal-hal yang baik maupun positif. Itu sebabnya kita perlu memasang filter untuk mata kita.

Harus diakui sebagian besar keputusan yang kita ambil dikarenakan oleh mata kita. Bagaimana kita memiliki seseorang untuk kita jadikan pasangan hidup kita? Bukankah kerapkali karena apa yang kita lihat dengan mata kita? Tindakan yang kita ambil juga dikarenakan oleh mata kita. Mengapa Lot memilih Sodom dan Gomora ketika ia harus berbagi dengan Abraham? Bukankah karena Lot melihat bahwa daerah tersebut banyak airnya dan seperti taman Tuhan? (Kej. 13:10). Sebagian besar dosa yang kita lakukan juga dikarenakan oleh mata kita. Hawa jatuh dalam dosa karena melihat buah pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat tersebut baik untuk dimakan, menarik dan sedap kelihatannya (Kej 3:6). Daud jatuh dalam skandal yang memalukan dengan Batsyeba karena dia tidak memiliki “filter” di matanya. Kerapkali yang menjadi musuh utama bagi iman adalah mata kita. Kita ingin melihat buktinya dulu baru kemudian bisa percaya.

Maka jita matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jka satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan dalam neraka (Mat. 5:29). Secara sepintas, ungkapan Yesus tersebut terdengan sangat kasar, dan kejam. Namun sesungguhnya Yesus sedang mengajarkan kepada kita untuk bertanggung jawab dengan mata kita, karena dari situlah hal yang baik maupun yang jahat masuk dalam hidup kita. Dosa kerap menguasai hidup kita melalui mata kita, itu sebabnya kita perlu hati-hati dan bertanggung jawab untuk memasang “filter” terhadap mata kita. (Kwik)

Mata adalah pintu gerbang bagi masuknya hal-hal yang baik maupun yang jahat

Wednesday, September 2, 2009

Renungan Harian Rabu, 02 September 2009

ULAT KECIL

Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keesrakahan, yang sama dengan penyembahan berhala (Kolose 3:5)

Di satu desa, terdapat sebuah pohon raksasa yang usianya mungkin sekitar ratusan tahun. Para penduduk maupun orang-orang yang melihat pohon itu selalu kagum dengan kekuatan dan kekokohan pohon itu. Satu waktu, badai dahsyat datang melanda daerah itu. Begitu dahsyatnya sampai banyak pohon tumbang dan tercerabut dari akarnya. Akan tetapi, pohon itu tetap tegar berdiri. Orang-orangpun makin kagum dengan kokohnya si pohon raksasa.

Tapi, beberapa tahun kemudian, di suatu siang dengan hujan yang tidak terlalu deras, satu kilat menyambar pohon itu. Pohon itu pun langsung tumbang. Warga yang melihatnya heran. Bagaimana bisa pohon yang ratusan tahun kuat menahan badai kini begitu mudahnya tumbang hanya karena tersambar kilat yang biasa saja? Ternyata, setelah mereka melihat di dalam batang pohon itu, didapati di dalamnya ada ulat-ulat yang membuat kayu pohon itu keropos dan kosong. Tentu saja, butuh waktu yang lama untuk ulat-ulat itu menggerogoti batang kayu pohon besar itu. Tapi, karena terus dibiarkan pada akhirnya sekuat apapun pohon itu tetap saja menjadi keropos dan jatuh.

Banyak orang hebat bisa jatuh karena satu dosa yang mungkin “kecil” tapi terus dibiarkan hingga membuat gagal. Apakah itu kepahitan, hawa nafsu terpendam, atau kebiasaan-kebiasaan yang sepertinya remeh tapi dapat berkembang menjadi dosa. Saat kita meremehkan dosa-dosa “kecil”, atau terlalu percaya bahwa hal-hal positif yang ada dalam diri kita akan mampu mengatasinya, maka kita sedang membiarkan ulat-ulat kecil berkembang biak dan terus menggerogoti diri kita. Hukum dunia mungkin membedakan antara pelanggaran ringan dan pelanggaran berat. Tapi, hukum tabur tuai tidaklah demikian. Buktinya, sebutir benih kecil pun dapat menjadi pohon raksasa. Pelanggaran sekecil apapun selalu memiliki konsekuensi yang jika dibiarkan, atau bahkan dipelihara, bisa menjadi konsekuensi besar. Karena itu, jangan pernah remehkan ulat kecil dalam hidup Anda. Tapi, serahkanlah dan bereskan permasalahan Anda di hadapan Tuhan segera. (By: Arie)

Sebutir benih dosa jika dipelihara akan menjadi pohon raksasa

Tuesday, September 1, 2009

Renungan Harian Selasa, 01 September 2009

STRATEGI IBLIS


Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain … ( 1 Raja-raja 11-4)

Pelajarilah strategi musuh untuk menjatuhkan iman kita. Salah satu cara iblis untuk menyeret kita kembali ke dalam dosa adalah dengan menariknya perlahan-lahan sehingga kita tidak sadar bahwa kita telah meninggalkan Tuhan. Iblis tidak menyerang kita secara frontal, melainkan menggerus iman kita perlahan-lahan. Dari zona putih ke zona abu-abu baru masuk ke zona hitam. Dari panas ke suam-suam, lalu hati kita menjadi dingin dan tawar.

Cara kerja iblis yang satu ini begitu lembut, rapi, dan tidak kentara. Yang paling bahaya dari strategi iblis ini adalah karena kita kerap kali tidak sadar sudah bergeser dari jalan Tuhan. Anda pernah mengamati sinar matahari? Sepertinya matahari tidak bergerak, namun kenyataannya sinar matahari telah bergeser dari ufuk timur sampai ujung barat. Hal yang sama menimpa raja Salomo. Dari raja yang mengasihi Allah hingga akhirnya menjadi raja yang terpikat ilah asing sesembahan isteri-isterinya. Keruntuhan iman Salomo tidak terjadi tiba-tiba melainkan perlahan-lahan, hingga tanpa sadar imannya sudah bergeser kepada berhala-berhala kafir. Iblis menyodorkan dosa dengan dosis kecil dahulu, lama kelamaan dosisnya makin besar, hingga akhirnya raja Salomo terbelenggu.

Bagaimana supaya iman kita tidak bergeser? Jangan pernah mau kompromi dengan dosa sekecil apapun. Sekali kita mengizinkan dosa kecil masuk dalam hidup kita, kita akan ditagih untuk melakukan dosa yang lebih besar lagi hingga akhirnya kita terbelenggu olehnya. Ingatlah pepatah kuno yang berkata jika kita bermain dengan api kecil, kita bisa membakar hutan. Jangan pernah terjebak dengan zona abu-abu. Jangan pernah biarkan diri kita berada dalam kesuaman, tidak panas dan tidak dingin. Karena hal-hal itulah yang biasanya membuat kita terseret kembali ke dalam dosa. Ingatlah pelajaran katak ini; untuk merebus katak jangan langsung dengan air panas, karena katak tersebut pasti meloncat karena kepanasan. Panaskan air perlahan-lahan. Dari hangat-hangat kuku hingga akhirnya mendidih, dijamin katak tersebut tidak menyadari bahwa dia sedang dibantai perlahan-lahan. (By: Kwik)

Dosa menyeret kita dengan perlahan-lahan hingga kita tidak menyadari bahwa iman kita telah bergeser.

Monday, August 17, 2009

LATIHAN KOOR PW KEPRI

Perkumpulan Wanita Se-Kepri bakal punya kegiatan besar. Pada tanggal 29 Agustus 2009, bertempat di Suka Makmur Sibolangit Sumatera Utara akan diadakan Festival Koor Wanita GKPI Se-Indonesia. Festival yang diikuti oleh 22 peserta dari Seluruh Indonesia ini akan menjadi Festival yang bergengsi dalam tahun ini. Kontingen Kepri pun tidak mau ketinggalan dalam acara ini. Setelah diadakan pemilihan dari gereja-gereja se Kepri, maka terpilihlah 34 orang yang akan mewakili Kaum Wanita Se-Kepri untuk ikut dalam Festival tersebut. Untuk memantapkan suara masing masing anggota, latihan demi latihan pun dilakukan, tidak tanggung-tanggung, latihan diadakan 2 kali dalam satu minggu yaitu setiap hari Senin dan hari minggu.

Menjelang hari H yang sudah semakin dekat, kontingen dari Kepulauan Riau pun semakin bergiat untuk memberikan yang terbaik dalam Festival nanti. Latihan yang biasanya dilakukan rutin dua kali seminggu pun ditingkatkan lagi menjadi 3 kali dalam satu minggu, yaitu hari Rabu, Sabtu dan hari Minggu. Kehadiran anggota yang mencapai 99% dalam setiap latihan menunjukkan bahwa mereka sangat serius dalam acara ini. Bukan tanpa sebab mereka berlatih dengan giat, Target masuk dalam 3 besar memang sudah diidam-idamkan oleh Tim Wanita Kepulauan Riau ini. Latihan yang dipimpin langsung oleh Ny Manalu Boru Simbolon ini pun semakin hari semakin terlihat kemajuaannya. Suara yang semakin baik dari hari ke hari membuat kontingen ini semakin bersemangat. Seluruh persiapan demi persiapan pun sudah dilakukan dengan sangat matang.

Tepat pada hari minggu kemarin, yaitu 16 Agustus 2009, setelah ibadah minggu diadakan latihan di Gereja Batu Aji Lama. Dan pada latihan kali ini, 1 lagu wajib pun didokumentasikan oleh Tim dokumentasi untuk melihat bagaimana suara, gaya, serta penampilan mereka diatas panggung ketika bernyanyi. Dan hasil dari latihan tersebut dapat dilihat di video di bawah ini. Mari doakan Tim Kita (Kontingen Perkumpulan Wanita Se-Kepri) untuk dapat memberikan yang terbaik kepada TUHAN, dan juga masuk dalam 3 besar pemenang nantinya. TUHAN YESUS MEMBERKATI

Sunday, May 17, 2009

~Renungan Hari ini , Minggu tanggal 17 Mei 2009

Eh, Dikacangin!
Hagai 1:1-11

Dikacangin bukanlah berarti diberi kacang atau dilempari kacang. Dikacangin adalah istilah anak-anak muda yang berarti tidak dianggap atau tidak dipedulikan. Sebagai contoh jika kita menyapa seseorang lalu orang tersebut tidak menjawab, menoleh pun tidak. Ia tidak memedulikan kehadiran kita dan terus asyik dengan dirinya sendiri. Dalam kondisi begitulah kita sedang dikacangin olehnya. Tentu tidak enak jika kita berada di posisi “sidang dikacangin”.

Demikian juga dengan Allah. Allah merasa “dikacangin” oleh bangsa Israel. Bangsa Israel sangat asyik dengan diri mereka sendiri, sehingga tidak lagi peduli dengan kehadiran Allah yang dilambangkan dengan keberadaan Bait Suci. Bait Suci diabaikan. Dibiarkan saja sebagai reruntuhan. Allah mau mereka bertobat bukan semata-mata karena Allah ingin diperhatikan. Akan tetapi karena Allah rindu bersekutu dekat dengan umat-Nya. Lebih lagi, Allah juga mau bangsa Israel sadar bahwa Tuhanlah sumber kehidupan mereka, sumber kemakmuran mereka. Bukankah jika Tuhan menahan berkat-Nya, mereka tidak akan memperoleh kelimpahan hidup (ayat 10,11)?

Allah kita adalah Allah yang mau dekat dengan umat-Nya. Allah yang mau mengungkapkan isi hati dan kehendak-Nya kepada manusia yang dicintai-Nya. Akan tetapi, bagaimana mungkin hal itu terjadi jika kita tidak memedulikan kehadiran-Nya? Jadi, mari kita mulai belajar memedulikan kehadiran Allah. Mulailah dengan cara yang sederhana yaitu dengan menyediakan waktu untuk mendengarkan dan memperhatikan suara Allah; melalui saat teduh pribadi setiap hari.

ALLAH PEDULI DENGAN KITA APAKAH KITA JUGA PEDULI DENGAN-NYA?

Penulis: Riand Yovindra

Friday, May 8, 2009

~Renungan Hari ini , Jumat tanggal 8 Mei 2009

Tergesa - gesa Membawa Celaka
1 Samuel 13 : 1 - 14

Alkisah pada masa Dinasti Song ada seorang petani yang tidak sabar. Ia merasa padi di sawahnya tumbuh sangat lambat. Akhirnya ia berpikir, “Jika saya menarik-narik padi itu ke atas, bukankah saya membantunya bertumbuh lebih cepat?” Lalu ia menarik-narik semua padinya. Sampai di rumah, dengan bangga ia bercerita kepada istrinya bahwa ia baru saja membantu padinya bertumbuh lebih cepat. Keesokan harinya ia pergi ke sawah dengan bersemangat, tetapi betapa kecewanya ia ketika melihat bahwa semua padi yang kemarin ditariknya ke atas sudah mati. Karena tidak sabar, “usahanya untuk membantu” malah membuatnya rugi besar.

Demikian pula dengan Saul, raja Israel. Sebelum Saul maju berperang ke Gilead melawan bangsa Filistin, Samuel sudah berpesan bahwa ia akan datang kepada Saul untuk mempersembahkan korban. Samuel meminta Saul menunggu ia datang untuk memberi instruksi (1 Samuel 10:8). Namun, Saul tidak mengindahkan perintah Samuel maupun hukum Tuhan. Ia tidak sabar menunggu Samuel. Ia lebih takut ditinggalkan rakyatnya daripada takut kepada Tuhan. Ketidaksabarannya membawa dampak yang fatal, Tuhan menolaknya sebagai raja (ayat 14).

Dalam hidup ini, kita juga acap kali tidak sabar menunggu waktu Tuhan. Ketika pertolongan Tuhan rasanya tak kunjung tiba, jangan tergesa mengambil jalan. Bukannya menyelesaikan masalah, malah kerap mendatangkan masalah baru yang lebih besar! Akar ketidaksabaran adalah tidak percaya. Jika kita sungguh-sungguh percaya Allah lebih dari mampu menolong, kita akan menanti Dia dengan sabar

DALAM HIDUP ORANG YANG SABAR SELALU ADA BANYAK KESEMPATAN UNTUK ALLAH BERKARYA

Penulis: Grace Suryani

Saturday, May 2, 2009

~Renungan Hari ini , Jumat tanggal 2 Mei 2009

DIMANA SAJA, KAPAN SAJA
Ulangan 6 :4 - 9

Ada satu pengalaman yang berkesan bersama ayah saya, saat beliau mengantar saya ke sekolah pada hari pengumuman kelulusan SMP. Ketika kami menemukan tempat kosong, tiba-tiba sebuah mobil lain menyerobot untuk parkir di tempat yang sama. Dan Ayah membiarkannya! Saya kesal dan mengomel. Namun tak jauh dari situ, tiba-tiba ada mobil yang keluar. Dan kami mendapatkan tempat yang lebih bagus dari yang pertama! Ayah yang tadi diam saja saat saya mengomel, tiba-tiba berkata, “Kalau kita mengalah, Tuhan sendiri akan membuka jalan.” Hari itu saya belajar tentang dua hal. Pertama, kita tidak rugi kalau mengalah pada orang lain. Kedua, kita bisa belajar tentang Tuhan di mana saja, termasuk di tempat parkir.

Acap kali orang mengartikan pendidikan rohani anak hanya sebatas kegiatan ke Sekolah Minggu atau berdoa bersama. Padahal kesempatan untuk mengenalkan Tuhan sebenarnya bisa terjadi setiap saat. Musa menulis kitab Ulangan untuk generasi baru Israel yang akan masuk ke tanah Kanaan. Musa tidak hanya memberi tahu ketetapan Tuhan, tetapi juga cara mengajarkannya. Hukum Tuhan harus diajarkan berulang-ulang kepada anak-anak, pada setiap kesempatan. Baik di rumah, di perjalanan, di kamar tidur, ketika bangun maupun berbaring (ayat 7). Singkatnya, mengenalkan anak kepada Tuhan harus dilakukan dalam hidup keseharian kita.

Hari ini, jika Anda rindu mendidik anak-anak di dalam Kristus, mari minta kepekaan agar dapat memanfaatkan setiap situasi untuk mengajar tentang hukum Tuhan. Baik itu di tengah kemacetan, ketika makan bersama, atau berbagai kesempatan lain.

PENGENALAN AKAN KRISTUS BISA DILAKUKAN DI MANA SAJA DAN KAPAN SAJA

Penulis: Grace Suryani

Friday, May 1, 2009

~Renungan Hari ini , Jumat tanggal 1Mei 2009

PILIHLAH KEHIDUPAN
Ulangan 30 : 15 - 20

Novel The Kite Runner, karangan Khaled Hosseini, penulis asal Afganistan yang kini tinggal di Kalifornia, Amerika Serikat, mengisahkan dua orang sahabat—yang juga bersaudara tiri—Hasan dan Amir. Hasan sangat setia pada Amir. Ia mau berkorban apa saja untuk Amir. Sebaliknya, Amir juga menyayangi Hasan, walau kadang-kadang—didorong rasa cemburunya—ia bersikap tidak baik terhadap Hasan. Suatu hari, secara diam-diam Amir melihat Hasan dianiaya oleh beberapa anak berandalan. Amir bergumul dalam hati: menolong Hasan dengan risiko ia juga akan dipukuli, atau lari menjauh dan pura-pura tidak tahu. Amir memilih cara kedua, ia melarikan diri. Pilihannya itulah yang kemudian mengubah jalan hidupnya.

Kepada kita akan selalu diperhadapkan pilihan-pilihan; maju atau mundur, berkata jujur atau berbohong, berlaku setia atau berkhianat, memberikan bantuan atau tidak ambil peduli, mengumpat atau menahan diri, dan sebagainya. Apa yang kita pilih itu bisa jadi akan sangat menentukan cerah suram, senang susah, baik buruknya kehidupan kita pada masa depan.

Dalam pidato perpisahannya, Musa juga menghadapkan pilihan kepada umatnya; kehidupan dan keberuntungan, atau kematian dan kecelakaan (ayat 15). Pilihan apa pun ada risikonya, baik atau buruk. Musa menasihatkan supaya mereka memilih apa yang baik dan benar, sehingga mereka dapat memetik buah yang manis (ayat 20). Ini bisa menjadi panduan buat kita ketika kita harus memilih: kapan pun dan dalam hal apa pun, pilihlah apa yang berkenan kepada Allah.

SELALU ADA HARGA YANG HARUS DIBAYAR DENGAN PILIHAN KITA

Penulis: Ayub Yahya

Thursday, April 30, 2009

~Renungan Harian Kamis, tanggal 30 April 2009

SAHABAT SEJATI
Yesaya 40 : 25 - 31

Ada gula, ada semut. Peribahasa ini tampak begitu nyata dalam kehidupan orang-orang yang ditinggalkan teman-temannya pada saat mengalami kegagalan. Kenyataan membuktikan bahwa lebih mudah mendapatkan teman pada saat segala sesuatunya berjalan dengan baik, sukses, dan gemilang. Tetapi di saat-saat yang sulit; dalam kebangkrutan, kegagalan dan penderitaan, mereka berpaling pergi. Teman sejati adalah mereka yang tidak meninggalkan temannya sekalipun dalam duka dan keadaan sulit.

Melebihi seorang teman sejati di du¬nia, Tuhan adalah Sahabat sejati bagi kita. Dia tak pernah meninggalkan kita dalam situasi seburuk apa pun. Firman-Nya, “Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau” (Yosua 1:5). Saat dunia mencampakkan orang yang gagal, Dia justru datang untuk menolong orang-orang yang sakit, menghibur yang berduka, memberikan kelegaan kepada mereka yang letih lesu dan berbeban berat, memberikan kekuatan kepada yang lelah, dan menambah semangat kepada yang tak berdaya. Dia sangat peduli kepada kita!

Saat ini, apakah Anda sedang membutuhkan dukungan semangat dari seorang teman? Sekalipun Anda tidak dapat melihat-Nya secara fisik, Anda dapat merasakan kehadiran-Nya dengan nyata. Dia memberikan dukungan semangat setiap saat kepada kita untuk terus berjuang melakukan yang terbaik. Dia tak pernah mengabaikan kita. Dia selalu ada bagi kita, Dia sangat mengasihi kita. Hidup kita begitu berharga bagi-Nya, sehingga Dia memberikan nyawa-Nya untuk menebus kita. Maka, bersandarlah teguh kepada-Nya. Andalkanlah Dia, Sahabat kita, Sang Sumber kekuatan kita.

MELANGKAHLAH BERSAMA-NYA, SAHABAT SEJATI KITA MAKA TIDAK ADA ALASAN BAGI KITA UNTUK MENYERAH DALAM HIDUP!


MUTIARA KATA HARI INI
Nasib bukanlah sebab tetapi akibat, meskipun anda bebas memilih pemahaman yang sebaliknya.

Penulis: Helen Aramada

Saturday, April 25, 2009

~Renungan Harian Sabtu, tanggal 25 April 2009

KISAH SEKUNTUM BUNGA MATAHARI

Yesaya 43:4; Kisah Para Rasul 20:35


Sekuntum bunga matahari tumbuh diantara sampah – sampah dan barang – barang bekas. Bunga matahari itu begitu sedih karena tidak tumbuh di taman yang indah, bersih dan luas seperti teman-temannya yang lain. Di tempat pembuangan sampah dan barang – barang bekas tersebut, tidak ada orang yang menikmati keindahannya, juga tidak ada kupu –kupu yang mau hinggap diatasnya. Bunga matahari tersebut selalu bersedih jika memikirkan nasibnya.

Disuatu pagi yang cerah, seekor burung gereja datang dan hinggap disebuah dahan pohon persis di samping bunga matahari “Hai, kamu kelihatan sangat cantik”, kata burung gereja. “tidak, saya jelek. Lihatlah teman – teman saya yang jauh kelihatan lebih anggun karena tumbuh ditaman yang bersih dan terawatt. Mereka jauh lebih tinggi dan bunganya juga lebih indah”. Jawab bunga matahari sedih. “Tidak menurut saya, kamu jauh lebih cantik,” kata burung gereja. Setelah itu ia terbang meninggalkan bunga matahari. Sejak hari itu, burung gereja selalu mengunjungi bunga matahari dan mereka pun menjadi sahabat.

Hari demi hari, bunga itu memperlihatkan banyak perubahan, warnanya semakin cerah, ia semakin tinggi dan subur. Tetapi beberapa hari kemudian, burung gereja tidak datang lagi menemui bunga matahari. Satu, dua, tiga hari…burung itu tak kunjung muncul. Bunga matahari menjadi cemas apakah yang sudah terjadi terhadap burung gereja. Keesokan paginya, bunga matahari itu diam dan tak berdaya dibawahnya. Dia kelihatan sangat lemah “beberapa hari saya tidak mendapatkan makanan dan saya kini sangat lemah. Saya datang kesini agar mati didekatmu,” kata burung gereja. “jangan …..jangan…….kamu tidak boleh mati,” teriak bunga matahari. Setelah itu, bunga matahari menundukkan kelopak bunganya dan biji-biji bunganya berjatuhan kebawah. Dengan tenaga yang masih tersisa, burung gereja mematuk biji bunga matahari dan memakannya. Ia pun kembali mendapatkan tenaga yang baru. Keesokan paginya ia hendak berterima kasih kepada bunga matahari, tetapi betapa kagetnya dia ketika menemukan kelopak bunga matahari itu telah rontok. “Jangan pikirkan saya, sudah saatnya bagi saya untuk mati. Dulu saya mengira bahwa keberadaan saya disini tidak berguna, tetapi sekarang saya menyadari bahwa Tuhan punya maksud untuk segala sesuatunya. Saya sadar bahwa hidup saya begitu berarti. Kamu sudah menyadarkan saya bahwa hidup saya sangat berarti,” kata bunga matahari.

Saudara, Tuhan punya maksud untuk hidup kita. Dia tidak pernah menciptakan sesuatu dengan sia – sia, jadi buanglah rasa tidak berarti. Temukan dan lakukan sesuatu yang akan memberkati orang lain, dengan demikian hidup kita akan lebih berarti. Berilah juga dorongan kepada mereka yang merasa bahwa hidupnya tidak berarti. Beritahukan kelebihan yang mereka miliki, yang dapat mereka gunakan untuk memberkati sesama.

DOA

Bapa, aku bersyukur karena Engkau punya maksud tertentu dalam hidupku. Pakailah aku untuk memberkati sesame dan memuliakan namaMu. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin

KATA BIJAK

Lakukan sesuatu bagi orang lain dan anda akan merasakan kebahagiaan orang lain.

MUTIARA KATA HARI INI

Ada resiko yang tidak bisa kita hindari jika kita melangkah, tetapi akan lebih berisiko lagi kalau kita tidak melangkah kemana pun.


Sumber : Manna Sorgawi Edisi April 2009

Friday, April 24, 2009

~Renungan Harian Jumat, tanggal 24 April 2009

SUAMI TAKUT ISTRI

Kolose 3 : 18 - 19

Diulang tahun ke-60 pernikahan mereka, sepasang suami istri yang sudah mempunyai banyak cucu dab buyut merayakan ulang tahun pernikahan tersebut dengan meriah. Banyak tamu-tamu yang diundang untuk turut menikmati kebahagiaan yang mereka rasakan.Salah satu dari undangan meminta kepada pasangan suami-istri tersebut untuk memberitahukan rahasianya mengapa pernikahan mereka langgeng. Padahal waktu waktu masih pacaran, mereka selalu beradu pendapat dan bertengkar. Sebelum bercerita, sang suami yang kini sudah menjadi kakek itu memandang kepada istrinya sambil tersenyum.

Semua berawal dari bulan madu kami. Waktu itu kami dua berbulan madu di suatu daerah yang sejuk. Disana kami menyewa keledai sebagai tunggangn. Keledai istri saya seoertinya bermasalah jika berjalan. Baru berjalan sekitar 500 meter, istri saya jatuh karena ulah si keledai. Istri saya berdiri dan menempelkan telunjuknya dijidat keledai sambil berkata, “ini peringatan pertama ya”. Setelah itu dia naik lagi. Tetapi belum sampai 300 meter, istri saya jatuh lagi. Sambil menempelkan jari telunjuknya kejidat keledai, istri saya menatap tajam ke mata keledai itu dan berkata “ini peringatan kedua bagi kamu”. Istri saya naik lagi ke keledai nya. Baru berjalan 200 meter, istri saya jatuh lagi. Ia segera berdiri, menempelkan telunjuknya di jidat keledai itu seraya berkata, “ini peringatan terakhir bagi kamu”. Untuk ketiga kalinya istri saya mencoba menunggangi lagi keledai nya. Baru beberapa langkah istri saya terjatuh lagi untuk ke empat kalinya. Ia pun segera mengambil pistol dari tas nya dan menembak mati sang keledai. Melihat tindakan istri saya, tentu saja saya marah kepadanya. Tetapi ia segera mendekati saya, menempelkan telunjuknya di jidat saya dan berkata, “ini peringatan pertama kamu menentang aku.” Ada dua pelajaran penting yang kita petik dari kisah ini.

Pertama, jangan buat pasangan anda hidup dalam tekanan. Para istri, hormati dan kasihilah suami mu, jangan suka mengancam. Ada rumah tangga yang kelihatannya aman, tetapi sebenarnya salah satu dari pasangan itu mungkin saja hidup dalam ketertekanan. Sekalipun anda mendapatkan pasangan yang sabar dan bisa menuruti semua keinginan anda, tetapi ingatlah bahwa jauh didalam hati kecilnya dia juga ingin sama seperti anda, ingin merasakan kebebasan. Dan lagi, bukankah kewajiban istri untuk menghormati suami dan tunduk kepadanya?? (Kol 3: 18)

Kedua, mengalah terhadap pasangan sangatlah penting. Salah satu alas an megapa sebuah rumah tangga bisa langgeng adalah karena ada yang mau mengalah. Flp 2:4 mengajarkan agar kita tidak hanya memperhatikan kepentingan kita sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Mengalah merupakan wujud dari kepedulian kepada orang lain.

DOA

Bapa, jadilah kepala atas rumah tangga kami dan berilah kami hati yang saling menghormati, mengasihi dan mau mengalah. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin

KATA BIJAK

Pasangan adalah belahan jiwa kita, menyakiti hatinya sama saja menyakiti diri sendiri.

MUTIARA KATA HARI INI

Jika anda terus melatih diri, maka anda tidak hanya akan menjadi orang ahli yang terlatih, tetapi juga akan ahli melatih.


Sumber: Manna Sorgawi Edisi April 2009

~Renungan Harian Kamis, tanggal 23 April 2009

MENGENAL SANG GEMBALA
Mazmur 23 : 1-6


Sebuah gereja hendak merayakan ulang tahunnya yang ke - 200. Jemaat mempersiapkan acara yang sangat meriah untuk perayaan ulang tahun tersebut. Orang-orang yang berada disekitar gereja itu turut di undang. Pak Pendeta menyambut dengan ramah semua tamu yang datang, sambil mempersilahkan mereka duduk. Pendeta itu dikenal sebagai orang yang sangat baik, ia disukai oleh jemaatnya dan semua orang yang mengenalnya begitu sayang kepadanya.

Untuk acara hiburan, pendeta sudah mengundang seorang aktor terkenal untuk menyampaikan sambutan dalam perayaan ulang tahun gereja tersebut. Para undangan sudah tidak sabar untuk mendengarkan apa yang akan disampaikan oleh aktor terkenal itu. Ketika memulai sambutannya, para undangan kaget karna aktor tersebut memulainya dengan membacakan Mazmur 23, "Tuhan gembalaku yang baik". Para undangan tidak sabar ingin mendengarkan bagai mana seorang aktor menguraikan Mazmur 23. Setelah selesai memberikan sambutan, hadirin memberikan tepuk tangan yang meriah. Tetapi aktor itu mendekati pendfeta dan memintanya untuk mengupas Mazmur 23 dengan caranya sendiri. Pendeta tersebut tidak yakin bahwa kupasannya akan menarik, karena sebelumnya, aktor terkenal sudah mengupas topik yang sama. "saya ini bukan aktor, para undangan akan menertawakan saya setelah mendengar anda". Tetapi karena dipaksa, dengan enggan Pendeta itu maju ke depan.

Pendeta mulai berbicara tentang Mazmur 23 dab dia terus berbicara mengenai "Tuhan gembala yang baik", topik yang sangat dicintainya. Para undangan diam dan mendengarkan hingga pendeta menyelesaikan sambutannya. Sebagian besar orang yang hadir meneteskan air mata, kemudian terdengarlah tepuk tangan yang sangat meriah memenuhi ruangan. Setelah pendeta duduk, aktor itu berbisik kepadanya "Coba lihat kawan, saya mungkin tahu tentang Mazmur itu, tetapi yang pasti anda mengenal sang Gembala."

Mengenai Yesus artinya memiliki pengalaman hidup bersama dia dan bukan sekedar tahu tentang Dia. Pengetahuan tentang Yesus lebih melibatkan pikiran, tetapi pengenalan akan Yesus lebih melibatkan hati. Tentu pengenalan Yesus tidak terjadi begitu saja. Butuh kesediaan kita untuk membangun hubungan denganNya didalam Do, perenungan, penyembahan dan pembacaan Firman Tuhan.

Suatu malam usai berdoa, saya terdorong menyanyikan lagu "How Great Thou Art" atau "Aku memuji KebesaranMu". Saya menyanyikan lirik - demi lirik dengan air mata mengalir, karena saya mengenal gembala yang ajaib itu, saya mengalami keajaiban demi keajaiban yang Ia lakukan didalam hidup saya. Saya bersyukur untuk pasangan hidup, anak, kesehatan, tempat tinggal, pekerjaan dan segalanya. Bagi saya semua itu adalah keajaiban dari Sang Gembala, keajaiban yang hanya disadari oleh mereka yang mengenal Nya.

DOA
Ya Tuhan, aku bersyukur karena mengenalMu. Terimakasih untuk banyak hal yang sudah Engkau beri kepadaku. Dalam nama Tuhan Yesus aku bersyukur. Amin

KATA BIJAK
Jika kira mengenal seseorang dengan baik, maka kita akan lebih mudah mempercayainya.

MUTIARA KATA HARI INI
Jangan menjadikan kesibukan sebagai alasan untuk meninggalkan kebiasaan untuk mengembangkan diri.

Sumber Manna Sorgawi Edisi April 2009

Thursday, April 16, 2009

SARJANA DI USIA SENJA

Renungan Harian Kamis, 16 April 2009
Baca Nehemia 6 : 15 - 16

Adalah seorang ibu yang juga boleh di sebut sebagai seorang nenek karena sudah mempunyai cucu, bernama Julinah Soenartuti. Usianya sudah mencapai 77 tahun. Orang biasa memanggilnya dengan sebutan Ibu Roedjito. Salah satu hal yang bias diteladani dari Ibu Roedjito adalah semangatnya. Ibu Roedjitoo sangat bersemangat untuk belajar. Bias dibayangkan, diusianya yang sudah 77 tahun tersebut, Ibu Roedjito memperoleh gelar Sarjana Theologia dari sekolah Tinggi Theologia Skriptura, Depok. Tentu saja ada yang pro dan kontra dengan keberhasilan Ibu Roedjito menyandang gelar Sarjana Theologia tersebut. Tetapi sejauh yang terdengar, kebanyakan orang memuji keberhasilannya “Bukan Ibu Roedjito kalau tidak bisa meraih gelar itu,” kata seorang hamba Tuhan yang selalu memantau dan turut membantu dalam keberhasilan Ibu Roedjito. Seorang hamba Tuhan yang lain berkata “ Ibu luar biasa, saya sendiri sudah sering lupa dan tidak bisa mengingat pelajaran-pelajaran”.

Keberhasilan Ibu Roedjito menggugah semangat kebanyakan pemuda, khususnya yang masih bersekolah. “wah sauya jadi bersemangat kembali”. Malu kalah dari Ibu Roedjito” kata seorang pemuda.di usia yang sudah 77 tahun, gelar itu sendiri tentunya sudah tidak banyak berguna, tetapi pelajaran yang didapatkan membantu Ibu Roedjito dalam pelayanan yang masih aktif digelutinya ”Saya tidak semata-mata mengejar gelar, tetapi pelajara yang saya dapat bisa menjadi bahan evaluasi dari pelayanan yang selama ini saya lakukan dan jika ada yang belum saya lakukan akan saya lakukan”, kata Ibu Roedjito. Dalam meraih gelar tersebut, bukan berarti lancar-lancar saja. Ada juga kendala yang dihadapi Ibu Roedjito, khususnya dalam penulisan skripsi. Adakalanya merasa sangat kesulitan dan mengalami kekecewaan, bahkan tidak jarang mengalami sakit, tetapi semangatnya untuk berhasil membuat Ibu Roedjito bisa mengatasi masalah-masalah tersebut. Meskipun demikian, Ibu Roedjito tetap mengakui bahwa Tuhanlah yang menolongnya sampai dia berhasil.

Kisah tokoh-tokoh yang mempunyai semangat tinggi juga di catat dalam Alkitab. Salah satunya adalah kisah Nehemia. Nehemia adalah orang yang mempunyai semangat tinggi dan pantang menyerah. Dia berhasil mengalahkan sehala tantangan dalam usahanya membangun kembali tembok Yerusalem. Sekalipyn demikian, dia juga mengaku bahwa keberhasilannya itu adalah pertolongan Tuhan.

Untuk mencapai keberhasilan memang tidak mudah. Banyak kesulitan yang siap menghadang langkah kita. Kesulitan itu akan terus mendesak kita untuk berkata “Mustahil.” Kita membutuhkan pertolongan Tuhan. Tetapi Tuhan akan menolong jika kita tetap mempunyai semangat untuk meraih keberhasilan itu dan siap mengatasi segala kesulitan yang ada. Untuk itu tetaplah semangat dan berserahlah kepada Tuhan.

DOA
Bapa, aku ingin berhasil. Aku bersemangat untuk mencapainya. Tolonglah aku jika aku mengalami kesulitan. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin

KATA KATA BIJAK HARI INI
Perpaduan antara semangat dan pertolongan Tuhan membuahkan hasil yang menakjubkan.

MUTIARA KATA HARI INI
Memang engkau tidak selalu memenangkan permainan hidup, tetapi akan berguna kalau dirimu sudah bermain.

Sumber : Manna Sorgawi (Mansor)

Monday, April 13, 2009

Kasih Yang Teruji

Renungan Harian Senin, 13 April 2009
Baca 1 Timotius 5 : 23

Siang itu adik sepupuku datang ke kos dengan membawa tas berisi makanan yang dikirimkan tanteku yang bungsu. Tante yang selama beberapa waktu ini hampir kuabaikan karena kesibukan kerja dan pelayanan. Di sela-sela kesibukannya, tante masih sangat memperhatikanku, terutama ketika aku sakit. Kalau mendengar aku sakit, tante selalu berkata, "Siapa yang mengurus makananmu di kos? Datang saja ke sini karena di sana tidak ada yang mengurusmu, semua temanmu kan kerja. Kau sudah pergi ke dokter? Kalau tidak ada uang beritahu Tante ya, biar tante transfer." Itulah bentuk perhatian tante yang selalu menyejukkan hati.

Aku ingat, dulu tantelah yang membawaku pertama kali ke Jakarta walaupun dia sendiri memiliki empat orang anak berusia remaja yang cukup menyita waktu dan tenaganya. Tante tak pernah menganggapku sebagai orang lain, dia selalu menganggapku seperti putrinya sendiri. Masih terekam kuat di benakku, semasa aku kuliah dia selalu menunjukkan kemurahan hatinya. Setiap kali aku akan pulang ke kos, dia selalu mengisi tasku dengan bekal untuk 2 hari dan tak lupa menyelipkan uang Rp. 20.000,-. Uang itu begitu berharga bagiku yang memiliki banyak kebutuhan. Suatu kali ketika aku terkena penyakit yang cukup serius, dia begitu telaten mengurusku sampai ibuku datang dari Sumatera.

Siang itu setelah sepupuku pulang, aku menelepon tante untuk mengungkapkan rasa terima kasihku. "Tan, terima kasih banyak untuk semua perhatian dan kebaikan Tante yang tak pernah berubah," kataku dengan suara yang bergetar karena haru, "Kau ini kenapa kok tiba-tiba ngomong seperti itu?" tanya tante. "Tan, maaf ya kalau selama ini aku jarang pulang ke rumah Atante karena sibuk kerja dan pelayanan," kataku melanjutkan. "Ya, Tante maklum kok. Makanannya dimakan, istrahat yang cukup dan jangan lupa tetap berdoa ya biar cepat sembuh." Katanya berpesan. Keluarga adalah harta berharga yang seharusnya tidak boleh lalai untuk diperhatikan. Keadaan sakit selama beberapa hari telah membuatku kembali merenung dan membuat komitmen yang baru untuk lebih memberikan waktu bagi keluargaku serta orang-orang yang mengasihiku dengan ketulusan hati mereka. Tanpa dukungan mereka, pastilah lebih sulit menghadapi hari-hari yang berat seperti ini.

"Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah." Firman ini menunjukkan kepada kita bagaimana Rasul Paulus peduli dengan kesehatan Timotius. Perhatian yang ditunjukkan oleh Paulus merupakan wujud kasih Kristen yang sudah teruji, yang tidak lagi melihat dan mengutamakan kepentingan diri sendiri, namun juga mau peduli kepada kebutuhan orang lain. Sebagai murid-murid Kristus, mari kita belajar untuk mengasihi sesama kita lebih lagi, terutama keluarga dan teman-teman yang ada di sekitar kita.

DOA
Tuhan, aku berterima kasih untuk mereka yang tetap menjadi saudaraku di dalam kesesakan. Berkatilah mereka dengan kelimpahan kasihMu. Dalam nama Tuhan yesus aku berdoa, Amin.

Kata Kata Bijak Hari Ini
Kasih bukanlah kata-kata indah yang diucapkan, tetapi perhatian dan tindakan yang lebih nyata. (Ester Chim)

Mutiara Kata Hari Ini
Jangan pernah kehilangan pandangan untuk meraih prestasi terutama ketika kesusahan, kesulitan dan penderitaan menghimpit. (Henry Fielding)

Sumber : Manna Sorgawi (Mansor)

Sunday, April 12, 2009

PASKAH, CERITA BERSAMBUNG

Renungan Harian Minggu, 12 April 2009
Baca Yohanes 8 : 34 - 36; Galatia 5 : 1

Di suatu siang, seseorang bertanya, "Musa, mengapa kami disuruh mengoleskan darah kambing domba di ambang pintu dan kedua tiangnya? Mengapa kami tidak boleh keluar rumah di malam ini? "Musa menjawab, "Kamu turuti sajalah dan perhatikan kejadian dahsyat malam nanti." Benar, malam itu terdengar tangisan di negeri itu karena semua anak sulung mati, kecuali anak sulung Musa dan teman-temannya. Paginya Musa berkata, "Mari, kita pergi." "Ke mana?" tanya seseorang. "Ke tempat yang dijanjikan Tuhan," jawab Musa. Mereka pun pergi dalam sebuah perjalanan panjang. Tiba di suatu tempat, tiba-tiba seseorang berteriak, "Musa, pemimpin negeri yang kita tinggalkan sedang mengejar kita. Dia membawa banyak tentara, sedang di depan kita ada laut!" "Tenang saja, Tuhan akan membelah laut ini dan kita bisa berjalan melewatinya." jawab Musa. Terjadilah seperti yang dikatakan Musa. Musa dan teman-temannya berjalan melalui tempat kering, sementara pengejarnya ditenggelamkan oleh air laut yang tiba-tiba saja mengalir kembali menutupi tempat tersebut. Musa dan teman-temannya pun bersukacita. Mereka melanjutkan perjalanan panjangnya dan setelah melewati berbagai tantangan, mereka sampai ke tempat yang dijanjikan Tuhan. Mereka hidup dan beranak-cucu di tempat itu.

Bertahun-tahun kemudian, terjadi peristiwa yang sangat memilukan. Seorang yang dituduh dengan tuduhan palsu dihukum mati dengan cara disalib. "Sebenarnya Dia itu siapa, kok disalib? Dan katanya Dia sudah bangkit dari kematian?" tanya seseorang. Seseorang berjubah putih menjawab, "Dia orang sesat. Dia menyamakan diri dengan Allah. Bahkan selalu memojokkan hamba-hamba Allah. Dia layak disalib. Saya tidak percaya kalau Dia bangkit." Tetapi ada yang menyanggah, "Tidak! Dia adalah orang yang dijanjikan Allah. Dialah Yesus, Sang Mesias. Semua kejadian yang berhubungan dengan Dia sama dengan yang ditulis di Kitab Suci kita. Dia mati karena mau membebaskan kita dari belenggu dosa. Dan benar bahwa Dia sudah bangkit, untuk membuktikan dan menjamin kemenanganNya atas dosa. Bukankah kita pun mengharapkan pembebasan?" Maka terjadilah perpecahan di antara mereka. Mereka yang setuju dengan sanggahan itu membentuk kelompok sendiri.

Selama bertahun-tahun, kelompok ini bertambah banyak dan tersebar ke seluruh penjuru bumi. Di suatu tempat, seseorang dari kelompok ini berkata, "Apa yang kita harapkan lagi, bukankah kita sudah bebas dari belenggu dosa?" Yang lain menjawab, "Benar, kita sudah bebas dari belenggu dosa. Tetapi, kita harus memberitahukan kepada mereka yang masih terbelenggu dalam dosa bahwa Yesus sanggup membebaskan mereka juga. Yesus yang telah mati dan bangkit itu berkuasa menyucikan mereka dari dosa. Beritahukan kepada mereka bahwa Yesus yang sudah bangkit dari kematian adalah Tuhan yang berkuasa mengampuni dosa dan membebaskan mereka dari segala keterikatan."

DOA
Bapa, mampukan aku memaknai Paskah dengan benar, sehingga aku bisa terus berharap akan kemenangan dari berbagai belenggu yang mengikatku. Dalam nama yesus, Amin.

Kata Kata Bijak Hari Ini
Paskah berarti pembebasan orang percaya dari belenggu-belenggu di semua sisi kehidupannya.

Mutiara Kata Hari Ini
Setiap kesulitan menyimpan potensi untuk membuka mata pikiran dan mata hati (Myla Kabat-Zinn)

Sumber : Manna Sorgawi (Mansor)

Saturday, April 11, 2009

NO TOTTI NO PARTY

Renungan Harian Sabtu, 11 April 2009
Baca Yeremia 29 : 7; Filipi 2 : 14 - 15; 1 Petrus 2 : 11 - 12

Para penggemar sepakbola pasti tahu pemain sepakbola yang satu ini, Francesco Totti. Dialah pemain idola dari kesebelasan AS Roma, Italia. Dalam sebuah pertandingan yang mempertemukan kesebelasan AS Roma dengan kesebelasan Bordeaux, Perancis, suporter kesebelasan AS Roma membawa spanduk dengan ukuran besar yang bertuliskan "No Totti No Party". Spanduk tersebut dimaksudkan untuk memberitahu kepada semua penonton bahwa jika tidak ada Totti maka tidak ada pesta kemenangan. Sebaliknya jika ada Totti maka akan ada pesta kemenangan. Bagi sebagian orang, mungkin spanduk itu terlalu berlebihan. Tetapi, jika melihat apa yang sudah dilakukan Totti bagi kesebelasannya, itu tidaklah berlebihan. Paling tidak ada dua hal yang sudah dilakukan Totti yang membuat suporter mengidolakannya, yaitu:

Pertama, perannya bagi kemenangan tim. Banyak gol yang sudah dibuat oleh Totti ke gawang lawan dan seringkali gol-gol tersebut merupakan gol-gol penentu kemenangan bagi kesebelasannya. Kalaupun tidak mencetak gol, Totti sering memberikan "assist" bagi pemain-pemain lain untuk mencetak gol.

Kedua, kepemimpinannya yang berwibawa dan berpengaruh. Ketika Totti mengalami cedera, kesebelasan AS Roma bagai "Domba tanpa gembala". Permainan mereka seakan-akan tak mempunyai arah. Hasilnya kekalahan demi kekalahan pun mereka alami. Ketika Totti pulih dari cedera, grafik kesebelasannya meningkat. Kemenangan demi kemenangan pun mereka raih. Kehadiran Totti seakan membawa "nafas" tambahan buat kesebelasannya. Para pemain lain menjadi percaya diri. Permainan mereka menjadi terarah. Sebagai kapten kesebelasan, Totti sungguh disegani oleh teman-temannya. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan kalau kemudian masyarakat menjuluki Totti sebagai "Pangeran dari Roma".

Bukankah kita juga rindu menjadi orang Kristen yang membawa dampak positif bagi lingkungan di mana kita berada? Untuk itu kita harus melakukan sesuatu yang berguna bagi kemajuan lingkungan kita. Jika kita seorang karyawan, kita harus bekerja dengan kreatif dan sungguh-sungguh. Jika kita seorang hamba Tuhan atau aktivis gereja, kita harus melayani dengan segenap hati. Jika kita seorang jemaat, kita harus menjadi jemaat yang setia. Sebagai anggota keluarga, kita juga harus melakukan sesuatu yang bisa menambah kemapanan keluarga. Sebagai anggota masyarakat, kita pun harus berusaha memajukan lingkungan kita. Di samping itu, kita harus berusaha supaya kehadiran kita menjadi yang diharap-harapkan oleh orang banyak. Penulis PL yang diwakili oleh Yeremia dan Penulis PB yang diwakili oleh Paulus dan Petrus mengajarkan kepada kita supaya kita bisa menjadi umat Tuhan yang membawa kemajuan linkungan di mana kita berada. Untuk itu, mari kita tunjukkan prestasi dan karakter kita yang gilang-gemilang kapan dan di mana pun kita berada.

DOA
Bapa, mampukan aku untuk menjadi orang yang berperan demi kemajuan lingkungan di mana Engkau tempatkan aku. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa, Amin

Kata Kata Bijak Hari Ini
Sikap dan tindakan kita akan menentukan apakah orang mengharapkan kehadiran kita atau tidak.

Mutiara Kata Hari Ini
Siapa pun yang tidak berpikir panjang, kesusahan telah ada di hadapannya.

Sumber : Manna Sorgawi (Mansor)

Friday, April 10, 2009

KUASA SALIB YESUS

Renungan Harian Jumat, 10 April 2009
Baca Yesaya 53 : 1 - 12

Penderitaan dan kematian Yesus di kayu salib sering kita baca atau dengar, tetapi mengapa tidak semua orang percaya mengetahui detail kejadiannya? Kemungkinan karena kita membaca atau mendengarnya secara sepintas saja peristiwa penyesahan dan penyaliban yang dialami oleh Yesus, padahal kalau kita tahu maka kita akan sangat menghargai, bahkan akan mengalami kuasa salib Yesus Kristus.

Sebelum dijatuhi hukuman mati di kayu salib, Yesus dijatuhi hukuman cambuk Romawi terlebih dulu. Hukuman cambuk Romawi dibagi menjadi dua. Pertama, hukuman bagi warga negara Roma, di mana yang dipakai untuk mencambuk adalah rotan biasa. Kedua, bagi warga negara non-Roma yang dipakai adalah cambuk yang disebut "flagellum atau flagrum" dan ini yang dialami Yesus. Flagrum adalah cambuk dengan gagang kayu pendek yang diberi beberapa tali kulit, yang di ujungnya ada bola-bola yang dilengkapi dengan potongan-potongan timah atau tulang-tulang domba yang diruncingkan, yang akan merobek kulit. W.Barclasy menjelaskan bahwa hukuman cambuk Romawi adalah penyiksaan yang hebat, di mana korban ditelanjangi, tangannya diikat ke tiang dengan punggung yang dibungkukkan sehingga tubuhnya terbuka sebagai landasan bagi cambuk yang mengerikan itu. Cambukan flagrum akan menjadikan daging korban tercabik-cabik, dan bilur atau luka-luka yang diakibatkan cambuk itu akan meradang. Selain itu, luka-luka ini akan menyebabkan korban kehilangan banyak darah. Luka-luka cambuk yang diderita Yesus pastilah sangat perih, menyakitkan dan suhu tubuhnya akan panas tinggi setelah dicambuk sedemikian rupa. Di sumber yang lain dikatakan bahwa hukuman Romawi ini sering mengakibatkan kematian atau orang yang dihukum paling tidak akan gila. Hanya sedikit orang yang bisa sadar sampai akhir pencambukan dan Yesus adalah salah satunya.

Tak puas dengan hukuman cambuk yang dialami Yesus, orang Farisi dan Saduki menuntut Yesus dihukum salib, yaitu hukuman yang diberikan kepada penjahat politik. Penjahat politik adalah orang yang dianggap menghina, memberontak atau makar terhadap pemerintah Roma. Sebenarnya secara politik, dalam penyelidikan baik oleh Pontius Pilatus maupun Herodes, mereka tidak menemukan Yesus sebagai penjahat politik. Tetapi fitnah, taktik jahat dan saksi palsu dari orang Farisi dan Saduki yang menyebut Yesus sebagai Raja orang Yahudi dan karena ketakutan Pontius Pilatus kepada massa, membuat Yesus dihukum salib. Dan ini menjadi penggenapan akan nubuat Nabi Yesaya tentang Hamba Allah yang menderita itu.

Sesungguhnya siapa yang telah menyebabkan Yesus dicambuk dan disalibkan? Orang Farisi, Saduki, atau Pontius Pilatus? Tidak, kita yang berdosalah yang telah membuat Dia dicambuk, supaya oleh bilur-bilurNya kita menjadi sembuh. KematianNya di kayu salib berkuasa menebus kita dari maut yang membinasakan. Biarlah kita mengalami kuasa salibNya.

DOA
Tuhan Yesus, betapa besar pengorbanan dan penderitaanMu untuk menebus dan menyelamatkanku. Terima kasih untuk kasihMu yang begitu besar. Terpujilah namaMu. Amin

Kata Kata Bijak Hari Ini
Penderitaan dan kematian Yesus di kayu salib justru mendatangkan kesembuhan dan kehidupan bagi kita.

Mutiara Kata Hari Ini
Komunikasi adalah sesuatu yang mudah, susahnya ialah apabila kita tidak menyebutnya dengan perkataan yang mudah (T.S. Matthews)

Sumber : Manna Sorgawi (Mansor)

Thursday, April 9, 2009

CARA SALAH MENGATASI MASALAH

Renungan Harian Kamis, 9 April 2009
Baca 2 Samuel 11 : 2 - 4; 8, 14

Disebuah daerah di Papua Nugini, tepatnya di Gini, masih berlangsung perang suku. Perang suku di Gimi yang sudah dimulai sejak tahun 1986 itu dipicu oleh perkelahian di dalam sebuah pertandingan sepakbola yang menewaskan beberapa orang. Perang suku tersebut membuat banyak perempuan harus berjuang sendirian dalam menghidupi keluarganya karena para pria sibuk berperang. Hal ini membuat mereka bosan dan putus asa, serta terus memikirkan jalan keluarnya. Sayang, jalan keluar yang mereka tempuh justru merupakan tindakan kejahatan. Dalam usaha mengakhiri perang suku tersebut, mereka sepakat untuk membunuh bayi laki-laki mereka. Dua perempuan, Rona Luke dan Kipiyona Belas, memilih membunuh bayi laki-laki mereka karena tidak ingin ada perang lagi. "Karena itu, ada kesepakatan di antara kaum perempuan untuk membunuh bayi laki-laki mereka karena sudah tak ingin lagi para pria selalu berperang dan membawa penderitaan bagi mereka," kata kedua perempuan tersebut. Sungguh menyedihkan, untuk mengatasi masalah, mereka justru berbuat salah.

Dalam kasus yang sedikit berbeda, tetapi dengan usaha penyelesaian yang hampir sama, juga dicatat di dalam Alkitab. Kasus tersebut adalah kasus kejatuhan Daud dalam dosa perzinahan dan pembunuhan. Sementara raja-raja biasanya maju berperang, Daud justru tinggal di istana dan menyuruh anak buahnya yang maju berperang. Ternyata kesempatan berada di istana inilah yang mengawali kejatuhan Daud dalam dosa. Karena tidak tahan melihat Batsyeba mandi, akhirnya Daud berzinah dengannya, yang mengakibatkan Batsyeba hamil. Tentu ini menjadi masalah besar. Bisa jadi kebesaran namanya akan sirna dalam sekejap. Mungkin juga simpati rakyat akan terkikis habis. Belum lagi akan menimbulkan sakit hati dan dendam Uria. Dan, menurut kebiasaan orang Israel, seharusnya ada hukuman yang diterima Daud. Untuk mengatasi masalah tersebut, Daud berusaha memperdaya Uria, tetapi tidak berhasil. Akhirnya, Daud membunuh Uria dengan cara mengirimnya ke barisan depan pertempuran dengan melarang Yoab dan pasukannya untuk terus menyertainya. Uria pun terbunuh. Usaha mengatasi masalah dengan berbuat salah ini tentu saja merupakan kejahatan di hadapan Allah. "Tetapi hal yang telah dilakukan Daud itu adalah jahat di mata TUHAN." (2 Sam 11:27b). Dan, Layaklah kalau Allah menghukum Daud.

Bukan tidak mungkin kita juga tergoda untuk memakai cara yang salah untuk mengatasi masalah, misalnya: masalah keuangan diatasi dengan korupsi atau menipu; masalah hubungan suami-istri diatasi dengan cerai; masalah belum dapat jodoh diatasi dengan pergi ke dukun; masalah kepuasan batin diatasi dengan mabuk, pesta-pora. Ingatlah, Tuhan tidak berkenan dengan cara-cara tersebut. Kalau Anda sudah terlanjut melakukan, bertobatlah; kalau belum terlanjur mintalah kekuatan dan hikmat Tuhan untuk mengatasi masalah Anda.

DOA
Bapa, beri aku kekuatan dan hikmat untuk mengatasi masalahku, sehingga aku tidak memakai cara-cara yang tidak berkenan kepadaMu. Dalam nama Yesus aku mohon, Amin.

Kata Kata Bijak Hari Ini
Mengatasi masalah dengan cara yang salah hanya akan membawa masalah baru.

Mutiara Kata Hari Ini
Orang yang berani tidak akan membabi-buta melompat masuk ke dalam jurang, melainkan masuk perlahan-lahan dan dengan mata yang terbuka setelah mengukur dalamnya. (Stahl P.J)

Sumber : Manna Sorgawi (Mansor)