KESALAHAN PERTAMA
Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana
( Amsal 24 : 16 )
Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana
( Amsal 24 : 16 )
"Masa terseubur untuk pesimisme adalah usia 21 tahun dan sekitarnya. Yaitu ketika orang langsung menganggap percobaan pertama sebagai cara mewujudkan impian." Demikian kata Heywood Broun. Kebanyakan orang menganggap orang dapat menjadi pesimis karena mereka sudah berkali-kali gagal dalam hidupnya. Padahal, justru banyak orang menjadi pesimis karena mereka keliru menganggap satu kegagalan sebagai alamat kegagalan-kegagalan selnajutnya.
Ketika pianis Polandia, Ignace Paderewsky belajar main piano, gurunya berkata bahwa tangannya terlalu kecil untuk menguasai tuts pianonya. Ketika Enrico Caruso, penyanyi tenor terkenal Italia mulai belajar menyanyi. Gurunya berkata suaranya seperti angin ribut. Kertika PM terkenal Inggeris, Benjamin Disraeli sewaktu muda pertama kali bicara di depan Parlemen, para anggota majelis menyuruhnya diam. Bahkan mereka tertawa saat Disraeli berkata, "meski saat ini saya harus kembali duduk, tapi satu kali akan tiba waktunya Anda mengdengarkan saya." Henry Ford juga lupa membuat perseneling mundur untuk mobil pertamanya. Bahkan si jenius Albert Einstein pun gagal dalam ujian masuk universitas pertamanya.
Sangat jarang ada orang yang langsung sukses dalam usaha pertama. Kesalahan pertama itu wajar. Bahkan, beberapa harus jatuh bangun berkali-kali dalam perjuangannya. Yang penting adlah jangan terus jatuh ke dalam kesalahan yang sama dan jangan sampai kegagalan itu membuat kita makin mundur. Pada dasarnya, prinsip ini berlaku dalam hampir semua hal. Apkah dalam kehidupan rohani, pekerjaan, studi, pelayanan, hingga dalam hal hubungan. Karena itu, bagi anak muda, semoga Anda menyadari bahwa keberhasilan pada dasarnya justru didapat saat Anda makin banyak belajar dari kegagalan. Bagi orang tua, jangan pernah menganggap kegagalan anak Anda sebagai vonis kegagalan selanjutnya. Dan bagi Anda yang masih trauma dengan kegagalan masa lalu, tidak ada kata selain: bangkitlah! Selama Tuhan masih memberi waktu pada kita. (Arie)
Ketika pianis Polandia, Ignace Paderewsky belajar main piano, gurunya berkata bahwa tangannya terlalu kecil untuk menguasai tuts pianonya. Ketika Enrico Caruso, penyanyi tenor terkenal Italia mulai belajar menyanyi. Gurunya berkata suaranya seperti angin ribut. Kertika PM terkenal Inggeris, Benjamin Disraeli sewaktu muda pertama kali bicara di depan Parlemen, para anggota majelis menyuruhnya diam. Bahkan mereka tertawa saat Disraeli berkata, "meski saat ini saya harus kembali duduk, tapi satu kali akan tiba waktunya Anda mengdengarkan saya." Henry Ford juga lupa membuat perseneling mundur untuk mobil pertamanya. Bahkan si jenius Albert Einstein pun gagal dalam ujian masuk universitas pertamanya.
Sangat jarang ada orang yang langsung sukses dalam usaha pertama. Kesalahan pertama itu wajar. Bahkan, beberapa harus jatuh bangun berkali-kali dalam perjuangannya. Yang penting adlah jangan terus jatuh ke dalam kesalahan yang sama dan jangan sampai kegagalan itu membuat kita makin mundur. Pada dasarnya, prinsip ini berlaku dalam hampir semua hal. Apkah dalam kehidupan rohani, pekerjaan, studi, pelayanan, hingga dalam hal hubungan. Karena itu, bagi anak muda, semoga Anda menyadari bahwa keberhasilan pada dasarnya justru didapat saat Anda makin banyak belajar dari kegagalan. Bagi orang tua, jangan pernah menganggap kegagalan anak Anda sebagai vonis kegagalan selanjutnya. Dan bagi Anda yang masih trauma dengan kegagalan masa lalu, tidak ada kata selain: bangkitlah! Selama Tuhan masih memberi waktu pada kita. (Arie)
Selama waktu masih ada, kita masih bisa terus berusaha
No comments:
Post a Comment