Uang Punya Kuasa ?
1 Timotius 6 : 10, Yohanes 14 : 27, Ibrani 13 : 5
1 Timotius 6 : 10, Yohanes 14 : 27, Ibrani 13 : 5
Setiap orang berfikir bahwa memiliki uang berarti memiliki segalanya. Itulah sebabnya, dengan mengesampingkan pemenuhan kebutuhan lainnya, seperti kebutuhan mental dan spiritual, orang berjuang keras hanya untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya. Keadaan ini sangat cocok dengan lagu yang biasa dinyanyikan oleh anak-anak Sekolah Minggu, "Apa yang dicari orang ... uang. Apa yang dicari orang pagi siang sore malam ... uang ... bukan Tuhan Yesus."
Seringkali kita menyaksikan bagaimana berkuasanya uang. Dengan mudah seseorang tunduk kepada perintah orang lain hanya karena setiap kali berkunjung ke rumahnya ia selalu diberi uang. Kita mendengar di media massa tentang berbagai macam korupsi yang merajalela. Kasus uang suap yang melibatkan para pejabat yang berkecimpung di dunia peradilan pun sangat akrab di telinga kita. Bahkan dunia pendidikan pun tak luput dari kasus-kasus yang bersangkut paut dengan uang suap. Uang juga bisa membuat seseorang rela melakukan tindakan-tindakan amoral. Ini sesuai dengan apa yang dikatakan firman Tuhan di dalam 1 Timotius 6 : 10.
Di dalam Alkitab kita juga bisa membaca tentang orang-orang yang dengan mudah berbuat tidak benar karena uang. Petualang-petualang dan orang-orang nekat rela mendukung Abimelekh untuk menjadi raja sebagai pesaing dari kepemimpinan yang sah hanya karena tujuh puluh uang perak. Delila berusaha semaksimal mungkin untuk bisa mengkhianatai Simson karena seribu seratus uang perak yang dijanjikan masing-masing raja kota orang Filistin kepadanya. Penguasa-penguasa Israel pada zaman Amos suka menerima suap sehingga mereka rela mengesampingkan orang miskin. Para kepala kaum, nabi-nabi dan imam-imam bangsa Yahudi dan Israel pada zaman Mikha melakukan tugas pelayanan mereka karena uang. Yudas mengkhianati Yesus karena tiga puluh keping perak. Serdadu-serdadu Romawi mau menyebarkan berita bohong karena uang. Tetapi menariknya, sekalipun sepertinya uang berkuasa, namun uang tidak bisa memeli segalanya. Uang tidak bisa membeli kebenaran sejarah kebangkitan Yesus. Uang tidak bisa membeli kuasa untuk pelayanan pembaptisan Roh Kudus seperti yang diingini Simon si tukang sihir.
Uang memang penting, setiap kita membutuhkannya. Tetapi, uang bukanlah segalanya, uang tidak bisa menjadi sandaran hidup, uang tidak memberikan kebahagiaan sejati. Uang menjadi bermanfaat ketika kita menjadikannya sebagai alat secara benar dan sebagai alat untuk kemuliaan nama Tuhan. Dan yang lebih penting lagi, "Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: 'Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.''' (Ibr 13 : 5)
Kata-Kata Bijak Hari Ini
Ketika anda mulai menyerah pada kekuatasaan uang, pikirkanlah akan kekuasaan Tuhan yang jauh lebih besar.
Mutiara Kata Hari Ini
Kaca, Porselen dan nama baik, adalah sesuatu yang gampang sekali pecah, dan tak akan dapat direkatkan kembali tanpa meninggalkan bekas. (Benjamin Franklin)
Sumber: Manna Sorgawi (Mansor), Desember 2008, No. 129 Tahun XI
Seringkali kita menyaksikan bagaimana berkuasanya uang. Dengan mudah seseorang tunduk kepada perintah orang lain hanya karena setiap kali berkunjung ke rumahnya ia selalu diberi uang. Kita mendengar di media massa tentang berbagai macam korupsi yang merajalela. Kasus uang suap yang melibatkan para pejabat yang berkecimpung di dunia peradilan pun sangat akrab di telinga kita. Bahkan dunia pendidikan pun tak luput dari kasus-kasus yang bersangkut paut dengan uang suap. Uang juga bisa membuat seseorang rela melakukan tindakan-tindakan amoral. Ini sesuai dengan apa yang dikatakan firman Tuhan di dalam 1 Timotius 6 : 10.
Di dalam Alkitab kita juga bisa membaca tentang orang-orang yang dengan mudah berbuat tidak benar karena uang. Petualang-petualang dan orang-orang nekat rela mendukung Abimelekh untuk menjadi raja sebagai pesaing dari kepemimpinan yang sah hanya karena tujuh puluh uang perak. Delila berusaha semaksimal mungkin untuk bisa mengkhianatai Simson karena seribu seratus uang perak yang dijanjikan masing-masing raja kota orang Filistin kepadanya. Penguasa-penguasa Israel pada zaman Amos suka menerima suap sehingga mereka rela mengesampingkan orang miskin. Para kepala kaum, nabi-nabi dan imam-imam bangsa Yahudi dan Israel pada zaman Mikha melakukan tugas pelayanan mereka karena uang. Yudas mengkhianati Yesus karena tiga puluh keping perak. Serdadu-serdadu Romawi mau menyebarkan berita bohong karena uang. Tetapi menariknya, sekalipun sepertinya uang berkuasa, namun uang tidak bisa memeli segalanya. Uang tidak bisa membeli kebenaran sejarah kebangkitan Yesus. Uang tidak bisa membeli kuasa untuk pelayanan pembaptisan Roh Kudus seperti yang diingini Simon si tukang sihir.
Uang memang penting, setiap kita membutuhkannya. Tetapi, uang bukanlah segalanya, uang tidak bisa menjadi sandaran hidup, uang tidak memberikan kebahagiaan sejati. Uang menjadi bermanfaat ketika kita menjadikannya sebagai alat secara benar dan sebagai alat untuk kemuliaan nama Tuhan. Dan yang lebih penting lagi, "Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: 'Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.''' (Ibr 13 : 5)
DOA
Aku bersyukur atas berkat keuangan yang Engkau berikan. Tolong Bapa agar aku tidak bergantung pada uang itu, tetapi kepadaMu. Dalam nama Yesus aku memohon. Amin
Aku bersyukur atas berkat keuangan yang Engkau berikan. Tolong Bapa agar aku tidak bergantung pada uang itu, tetapi kepadaMu. Dalam nama Yesus aku memohon. Amin
Kata-Kata Bijak Hari Ini
Ketika anda mulai menyerah pada kekuatasaan uang, pikirkanlah akan kekuasaan Tuhan yang jauh lebih besar.
Mutiara Kata Hari Ini
Kaca, Porselen dan nama baik, adalah sesuatu yang gampang sekali pecah, dan tak akan dapat direkatkan kembali tanpa meninggalkan bekas. (Benjamin Franklin)
Sumber: Manna Sorgawi (Mansor), Desember 2008, No. 129 Tahun XI
No comments:
Post a Comment