TIDAK MENGHASILKAN BUAH
"Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!" (Lukas 13 : 7b)
"Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!" (Lukas 13 : 7b)
Seorang petani ketika menanam sebiji benih di ladangnya sudah pasti berharap agar benih yang ditanamnya itu mengalami perkembangan: berakar, bertumbuh dan akhirnya menghasilkan buah. Berakar artinya mengokohkan diri ke dalam supaya memiliki dasar yang kuat. Proses ini sangat penting karena akan menentukan pertumbuhan selanjutnya, karena tanaman yang memiliki akar kuat tidak akan mudah patah/tumbang ketika ada angin atau badai yanag datang menerpa. lalu tanaman itu mulai bertumbuh, menunjukkan adanya kehidupan di dalamnya, daunnya bertambah banyak dan mulai ada bunga yang bermekaran; sungguh indah dan sedap dipandang mata. Tetapi semuanya itu tidak ada artinya bila ia tidak menghasilkan buah sama sekali. Alangkah kecewanya hati si petani bila tanaman yang dinanti-nantikan sekian lama itu ternyata tidak menghasilkan apa-apa.
Sama seperti yang diungkapkan dalam perumpamaan bacaan, "Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya." (Lukas 13 : 7a), padahal pohon ara itu telah mendapatkan perlakuan sangat istimewa yaitu ditanam di tengah-tengah kebun anggur. Biasanya pohon ara mudah dijumpai di pinggiran jalan, itu pun dapat berbuah. Ironis sekali bila pohon ara telah dipelihara begitu rupa namun mengecewakan karena tidak berbuah, sementara Tuan pemilik kebun sudah menaruh pengharapan begitu besar terhadapnya. Pasti ada sesuatu yang tidak beres dengan pohon ara tersebut.
Itulah gambaran kehidupan orang percaya: kita telah dipilih, dipanggil, dan dikuduskan oleh tuhan, disebut sebagai "... imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri," (1 Petrus 2 : 9), bahkan disebut sebagai biji mata Tuhan sendiri, tetapi kehidupan kita sangat mengecewakanNya, tidak ada buah yang kita hasilkan; kita tidak menjadi kesaksian bagi dunia ini, justru menjadi batu sandungan buat orang lain. Sama seperti penjaga kebun yang memohon kepada tuannya supaya diberi kesempatan satu tahun lagi merawat pohon ara itu supaya kelak menghasilkan buah, begitu juga Tuhan yang sampai saat ini masih memberi waktu dan kesempatan kepada kita untuk bertobat dan memperbaiki diri.
Jangan sampai Tuhan menebang dan membuang kita karena kita tidak berbuah!
Sumber : AIR HIDUP
No comments:
Post a Comment